Rabu, 03 Juni 2015

IBNU HAJAR AL-ASQOLANI

Tidak ada komentar:
         Kurang lebih dari 1,5 km dari Maqam Imam Syafi’i,terdapat maqam ulama Hadits yang karyanya menerangi jagat raya ini yaitu Ibnu Hajar Al-Asqolani  yang saking besarnya namanya, para ulama bersepakat memberi beliau gelar Amirul Hadits pemimpin para ulama hadits karena kepiawannya dan kehati-hatiannya dalam menukil hadits sehingga buku-buku karya beliau bersih tidak di ragukan lagi kesohihan haditsnya. Kepakaran al Hafizh Ibnu Hajar sangat terbukti. Beliau mulai menulis pada usia 23 tahun, dan terus berlanjut sampai mendekti ajalnya. keistimewaan-keistimewaan yang jarang didapati pada orang lain. Oleh karena itu, karya-karya beliau banyak diterima umat islam dan tersebar luas, semenjak beliau masih hidup. Para raja dan amir biasa sering memberikan hadiah dengan kitab-kitab Ibnu hajar Rahimahullah. Bahkan sampai sekarang, kita dapati banyak peneliti dan penulis bersandar pada karya-karya beliau.
Di antara karya beliau yang terkenal ialah: Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari, Bulughul Marom min Adillatil Ahkam, al Ishabah fi Tamyizish Shahabah, Tahdzibut Tahdzib, ad Durarul Kaminah, Taghliqut Ta’liq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan lain-lain.
Bahkan menurut muridnya, yaitu Imam asy-Syakhawi, karya beliau mencapai lebih dari 270 kitab. Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan mendapatkan sampai 282 kitab. Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat (kajian).

Kuburan beliau terletak di tempat terpencil,kumuh dah bahkan tidak terawatt, terlihat di sisi kanan dan kiri bangunan berpetak-petak mirip rumah kecil ala arab kuno orang badui saling berhimpitan dan tidak bukan ia adalah perkuburan orang-orang mesir,pada setiap keluarga,berkumpul dalam satu bangunan petak,di daerah ini biasa disebut dengan Madinatul Maut ataupun kota mati,Karen disini adalah perkuburan yang sangat luas,dan kebanyakan dari bangunan perkuburan itu didiami oleh masing-masing keluarga orang Mesir yang dating dari berbagai daerah pelosok-pelosok Mesir  yang tidak mempunya rumah,mereka merantau ke Cairo dan tidak mempunyai sanak saudara dan merekapun menumpangi perkuburang sebagai rumah mereka.
Nama panjangnya Sihabuddin Abul Fadl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Hajar, al Kinani, al Asqalani, asy Syafi’i, al Mishri. ‘Asqalani adalah nisbat kepada ‘Asqalan’, daerah Mesir dekat dengan jalur Gaza,beliau dilahirkan pada tahun773 H,di sebut Ibnu Hajar karena Hajar artinya adalah Batu,pada masa kecil Ibnu Hajar sangat sulit untuk menghafal,setiap apa yang di bacanya untuk di ingat selalu lupa dan tidak pernah melekat di kepalanya,dikala beliau berjalan sambil merenung,ia memperhatikan tetesan air yang jatuh di atas batu,walaupunya hanya tetesan sedikit-sedikit batu yang keras saja bisa pecah dan hancur,apalagi kalau otak di asah terus menerus,insyaAllah akan lunak fikir beliau,ibunya wafat ketika beliau masih bayi, kemudian bapaknya menyusul wafat ketika beliau masih kanak-kanak berumur empat tahun.
       Sebelum wafat, bapaknya berwasiat kepada dua orang ‘alim untuk mengasuh anaknya yang masih kecil itu. Dua ‘Alim itu adalah Zakiyuddin al Kharrubi dan Syamsuddin Ibnul Qaththan al Mishri.Ibnu Hajar tumbuh dan besar sebagai anak yatim piatu yang menjaga iffah (menjaga diri dari dosa), sangat berhati-hati, dan mandiri dibawah kepengasuhan kedua orang tersebut. Zaakiyuddin Abu Bakar Al-Kharubi memberikan perhatian yang luar biasa dalam memelihara dan memperhatikan serta mengajari beliau. Dia selalu membawa Ibnu Hajar ketika mengunjungi dan tinggal di Makkah hingga ia meninggal dunia tahun 787 H.


        Ibnu Hajar Al-Asqolani kecil giat belajar dan mempunyai cita-cita yang tinggi,pada usianya yang ke 9 tahun beliau berhasil menghafalkan Al-Qur’an dibawah bimbingan Syech Shadruddin Muhammad bin Muhammad bin Abdurrazaq As-Safthi Al Muqri’,Ketika berumur 12 tahun ia ditunjuk sebagai imam shalat Tarawih di Masjidil Haram pada tahun 785 H dan itu adalah kebanggaan yang sangat terhormat bagi para ulama,Imam Ibnu Hajar juga menuntut ilmu ke negeri Makkah,Madinah,Iraq,Syam, Hijaz dan Yaman,ilmunya matang dalam usia muda hingga mayoritas ulama di zaman beliau mengizinkan beliau untuk berfatwa dan mengajar, Beliau menjadi ulama yang disegani di kalangan ulama-ulama dan masyarakat pada masanya, beliau juga dikenal sebagai hakim yang adil dan disegani oleh penguasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top