Kairo adalah ibu kota Mesir dan kota terbesar di dunia Arab dan Afrika, dan metropolitan terbesar ke-16 daerah di dunia. Terletak dekat Delta Nil, itu didirikan pada tahun 969 Masehi. Dijuluki "Kota Seribu Menara" yang dominan atas arsitektur Islam, Kairo telah lama menjadi pusat kehidupan wilayah politik dan budaya. Kairo didirikan oleh dinasti Fatimiyah pada abad ke-10, namun tanah menyusun kota masa kini adalah situs ibukota nasional yang tetap terlihat dari sisa-sisa Kairo kuno. Kairo juga dihubungkan dengan Mesir Kuno karena kedekatannya dengan kota-kota kuno Memphis, Giza dan Fustat yang terdekat ke Sphinx dan piramida Giza.
Mesir saat ini sering merujuk ke Kairo sebagai Masir, Pengucapan bahasa Arab dari nama untuk Mesir sendiri, menekankan peran lanjutan kota dalam pengaruh Mesir. Kairo memiliki film tertua dan terbesar dan musik industri di Dunia Arab, serta dunia tertua kedua lembaga pendidikan tinggi, Universitas al-Azhar. Banyak media internasional, bisnis, dan organisasi memiliki kantor pusat di kairo, termasuk Liga Arab yang juga memiliki kantor pusat di Kairo.
Dengan populasi sebesar 6,76 juta tersebar di 453 kilometer persegi (175 sq mil), Kairo adalah kota terbesar di Mesir. Dengan sepuluh juta penduduk tambahan di luar kota, Kairo berada di pusat wilayah metropolitan terbesar di Afrika dan Dunia Arab serta termasuk daerah-kesepuluh terbesar perkotaan di dunia. Kairo, juga memiliki mega- kota, dengan polisu tertinggi karena kendaraan - juga peringkat di antara lima belas tersibuk di dunia, dengan lebih dari 1.000 juta wahana penumpang tahunan. Perekonomian Kairo menduduki peringkat pertama di Timur Tengah, dan ke-43 secara global pada tahun 2010
Kota seribu menara. Itulah julukan yang disandang Kairo – salah satu kota penting dalam sejarah peradaban Islam. Pada abad pertengahan, ibukota Mesir yang berada di benua Afrika itu memainkan peranan yang hampir sama pentingnya dengan Baghdad di Persia serta Cordoba di Eropa.
Kairo yang terletak di delta Sungai Nil telah didiami manusia Mesir Kuno sejak tahun 3500 SM. Mesir Kuno sempat mencapai kemakmuran di bawah penguasa Zoser, Khufu, Khafre, Menaure, Unas dan lainnya. Di masa itu, ibukota Mesir Kuno itu sudah menjadi salah satu kota yang berpengaruh di dunia.
Sejak 30 SM, Mesir dikuasai bangsa Romawi. Kekuasaan Romawi di Mesir akhirnya tumbang ketika Islam menjejakkan pengaruhnya pada tahun 641 M. Adalah pasukan di bawah komando jenderal perang Muslim, Amar bin Al-Ash yang pertama kali menancapkan pengaruh Islam di Mesir. Saat itu, Amar bin Al-Ash justru menjadikan Fustat – kini bagian kota Cairo – sebagai pusat pemerintahannya.
Di Fustat itulah, bangunan masjid pertama kali berdiri di daratan Afrika. Fustat tercatat mengalami pasang-surut sebagai sebuah kota utama di Mesir selama 500 tahun. Penjelajah dari Persia, Nasir-i-Khusron mencatat kemajuan yang dicapai Fustat. Ia melihat betapa eksotik dan indahnya barang-barang di pasar Fustat, seperti tembikar warna-warni, kristal dan begitu melimpahnya buah-buahan dan bunga, sekalipun di musim dingin.
Dari tahun 975 sampai 1075 M Fustat menjadi pusat produksi keramik dan karya seni Islami – sekaligus salah satu kota terkaya di dunia. Ketika Dinasti Umayyah digulingkan Dinasti Abbasiyah pada 750 M, pusat pemerintahan Islam di Mesir dipindahkan ke Al-Askar – basis pendukung Abbasiyah. Kota itu bertahan menjadi ibukota pemerintahan hingga tahun 868 M. Sekitar 1168 M, Fustat dibumihanguskan agar tak dikuasai tentara Perang Salib.
Berdirinya Cairo sebagai ibukota dan pusat pemerintahan diawali gerakan penumpasan golongan Syiah yang dilancarkan penguasa Abbasiyah di Baghdad. Kongsi yang dibangun golongan Syiah dengan Bani Abbas untuk menjatuhkan Bani Umayyah akhirnya pecah.
Penguasa Abbasiyah mencoba meredam perlawanan golongan Syiah Ismailiyah di bawah pimpinan Ubaidillah Al-Mahdi. Setelah sempat ditahan, Ubadilah akhirnya dibaiat menjadi khalifah bergelar Al-Mahdi Amir Al-Mu’minin (909 M). Pengganti Khalifah Ubaidilah Al-Mahdi, Muizz Lidinillah mulai mengalihkan perhatiannya ke Mesir.
Ia menunjuk Panglima Jauhar Al-Katib As-Siqili untuk menaklukan Mesir. Tahun 969 M, Mesir berada dalam kekuasaan Syiah Ismailiyah. Sejak itu, mereka membangun kota baru yang diberi nama Al-Qahirah atau Kairo yang berarti ‘penaklukan’ atau ‘kejayaan’. Pada 972 M, di Kairo telah berdiri Masjid Al-Azhar.
Kota Cairo tumbuh pesat setelah pada tahun 973, seiring dengan hijrahnya Khalifah Mu’izz Lidinillah dari Qairawan ke Mesir. Sejak saat itu, Kairo mencapai kejayaan sebagai pusat pemerintahan Dinasti Fatimiyah. Dinasti itu menorehkan kegemilangan selama 200 tahun. Di masa itu, Mesir menjadi pusat kekuasaan yang mencakup Afrika Utara, Sisilia, pesisir Laut Merah Afrika, Palestina, Suriah, Yaman, dan Hijaz.
Kairo tumbuh dan berkembang sebagai pusat perdagangan luas di Laut Tengah dan Samudera Hindia. Kairo pun menggabungkan Fustat sebagai bagian dari wilayah administratifnya. Tak heran, jika Cairo tumbuh semakin pesat sebagai salah satu metropolis modern yang diperhitungkan dan berpengaruh.
Pada era itu pula, Cairo menjelma menjadi pusat intelektual dan kegiatan ilmiah baru. Bahkan, pada masa pemerintahan Abu Mansur Nizar Al-Aziz (975 M – 996 M), Kairo mampu bersaing dengan dua ibu kota Dinasti Islam lainnya yakni, Baghdad di bawah Dinasti Abbasiyah dan Cordoba pusat pemerintahan Umayyah di Spanyol. Kini, Universitas Al-Azhar menjadi salah satu perguruan tinggi terkemuka yang berada di kota itu.
Jika kedua dinasti lainnya mampu membangun istana, Bani Fatimiyah pun mampu mendirikannya. Selain itu, ketiga dinasti yang tersebar di tiga benua itu juga berlomba membangun masjid. Dinasti Abbasiyah di Baghdad bangga memiliki Masjid Samarra, Dinasti Umayyah memiliki Masjid Cordoba dan Fatimiyah memiliki Masjid Al-Azhar.
Fatimiyah mencapai kemajuan yang pesat dalam administrasi negara. Karena, pada saat itu, dinasti itu mengutamakan kecakapan dibandingkan keturunan dalam merekrut pegawai. Toleransi pun dikembangkan. Penganut Sunni yang profesional pun diangkat kedudukannya laiknya Syiah. Toleransi antarumat beragama pun begitu tinggi. Siapapun yang mampu bisa duduk di pemerintahan.
Diakhir masa kejayaan Fatimiyah, Kairo hampir saja jatuh ke dalam kekuasaan tentara Perang Salib pada 1167 M. Untunglah panglima perang Salahudin Al-Ayubi berhasil menghalaunya. Sejak itu, Salahudin kemudian mendeklarasikan kekuasaannya di bawah bendera Dinasti Ayubiyah – penganut Sunni. Dinasti itu hanya mampu bertahan selama 75 tahun.
Kairo kemudian diambil alih Dinasti Mamluk. Sekitar tiga abad lamanya Mamluk menjadikan Kairo sebagai pusat pemerintahannya. Ketika Baghdad dihancurkan bangsa Mongol pada 1258 M, pasukan Hulagu Khan tak mampu menembus benteng pertahanan Kairo. Selama periode itu, Kairo menjadi salah satu pusat kebudayaan Islam dan gudang barang-barang dagang untuk Eropa dan dunia Timur.
Kairo juga sempat dikuasai Turki. Sejak kekuasaan Turki berakhir pada 1517 M, kota itu sempat tenggelam. Kairo kembali menggeliat ketika pada awal abad modern, Muhammad Ali memimpin Mesir. Kota itu pun menjelma sebagai pusat pembaruan Islam zaman modern. Demikianlah perjalanan panjang kota Kairo.
Sejarah Kairo
Pemukiman awal
Daerah Kairo saat ini , terutama Memphis, sudah lama menjadi titik fokus dari Mesir Kuno karena lokasinya yang strategis hanya hulu dari Delta Nil. Namun, asal-usul kota modern umumnya ditelusuri kembali ke serangkaian permukiman di milenium pertama. Sekitar pergantian abad ke-4, Memphis lambat laun menjadi kota yang tergeser semenjak kedatangan orang Romawi.Orang Romawi mendirikan sebuah kota benteng di sepanjang tepi timur Sungai Nil. Benteng ini, yang dikenal sebagai Babel, tetap sebagai struktur tertua di kota Kairo. Hal ini juga terletak pada inti dari komunitas Kristen Koptik Mesir, yang terpisah dari gereja Romawi dan Byzantium pada abad ke-4 akhir. Banyak gereja tertua Kairo Koptik, termasuk Gereja Hanging, yang terletak di sepanjang dinding benteng di bagian kota yang dikenal sebagai Koptik Kairo.
Khalifah Muiz segera mendirikan kota Kairo pada tahun 359 H. Kota ini dibangun diatas sebidang tanah seluas 170 ha. Dikelilingi oleh pagar batu bata yang berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisinya 1200 yard. Sejarah kota Kairo bermula dari penaklukan Islam atas Mesir oleh Amru bin Ash pada tahun 21 H. Sudah menjadi tradisi kaum muslimin untuk membangun ibu kota baru untuk setiap daerah yang mereka taklukan. Letak ibu kota itu mereka sesuaikan dengan kepentingan Islam. Amru bin Ash telah mendirikan kota Fusthath yang terletak disebelah utara benteng Babilion, tempat utara Amru bin Ash mendirikan kemah untuk pertama kali. Setelah pemeritah Islam berpindah ke dinasti Bani Abbas, mereka mendirikan ibukota baru yang terletak di arah timur laut dari kota Fusthath dan mereka namai dengan Al-Hamra’ Al Qushwa. Setelah itu, Fadal bin Saleh mendirikan kota Askar. Hari demi hari kota tersebut semakin besar dan akhirnya menyatu dengan kota Fusthat. Pada tahun 256 H.Ahmad bin Thouloun pun membangun kota Qatha’i yang penataanya mirip dengan kota Samara.
Bangunan bersejarah Kairo
Belakangan, Kairo dikuasai oleh dinasti Fatimiah. Jauhar Shaqali, panglima perang Sejak awal, Kairo terkenal dengan keindahan bangunan-bangunannya. Pemerintahan dinasti Fatimiah, Ayubiah dan Mamalik, silih berganti membangunnya dengan arsitek yang paling bagus. Sepanjang sejarah, kota Kairo terus mengalami perluasan dan pembangunan, terutama pada masa pemerintahan sultan Salahuddin Al-Ayubi. Di antara monumen Islam yang ada di Kairo adalah mesjid jami’ Amru bin Ash dan mesjid Al Azhar. Kairo, kota Afrika pertama yang dimasuki Islam ini. Sepanjang sejarah terkenal dengan banyak mesjid, hingga biasa dijuluki dengan kota seribu menara. Disitu juga banyak dibangun pasar, rumah sakit, taman, perpustakaan dan madrasah-madrasah lama, terutama pada masa Salahuddin. Bangunan penting lain di bagian kota adalah: Hakimova masjid, madrasah dan makam Sultan Ghaurího, sejarah Mamluk House Beit Suhaj dan paling terkenal Kairo Al-Azhar Masjid. masjid ini dibangun pada 970 Pada 988 saat masjid didirikan universitas. Ini adalah universitas tertua yang masih berfungsi di dunia. Di jantung Kairo Islam adalah Afrika bazaar terbesar Bazaar Khan Al-Khalili. Di ujung utara yang merupakan sisa-sisa pasar utama 1382 Islam Cairo Pada tahun 1979 UNESCO World Heritage List. Na Mukkatám bukit terdapat sebuah benteng benteng luas, yang didirikan pada 1176 Di paruh kedua 19 benteng abad ke markas besar para penguasa Mesir. Karya yang paling menarik adalah masjid alabaster Benteng itu, Masjid Sultan an-Nasir Muhammad Masjid Sulaiman.
Dalšími tempat menarik di Kairo adalah sebuah situs arkeologi dari Heliopolis, Cairo Tower, Selatan Kota Mati, kota mati Utara, kota atau Koptik Masjid Ibnu Tulúnova. Menara Kairo adalah 186 m TV menara tinggi dan observasi. Menara ini mengambil bentuk sebuah bunga teratai. Selatan Kota Mati awalnya kuburan. bangunan lokal adalah monumen tertua dari Kairo 11 untuk 13 abad. Paling menarik adalah masjid dengan makam Sayyid Nafis khalifah, makam penguasa Mesir, daerah masjid al-Cush Bass atau makam Imam abu-Šáfi'a. Dasar mati Utara terdiri dari tiga kompleks, yang terkubur Sultan malúctí. Triwulan Kristen Koptik kota adalah di lapangan benteng mantan Babel. Kami menemukan Biara Yunani St. George dan Gereja Perawan Maria, Vol. Dan St Barbara. Sergio. Di Mesir Koptik adalah sinagog tertua Ben Ezra. Didirikan pada tahun 827 Ibnu Tulúnova masjid tertua di Kairo berfungsi masjid. Itu dibangun antara 876 dan 879
Khazanah peradaban masa lalu telah mengangkat Mesir ke pentas sejarah dunia. Kekayaan budaya dan warisan sejarah yang ada, membuat Mesir menjadi luar biasa.Pyramid dan Firaun, dua kata yang nampaknya sudah lekat dengan Mesir. Setiap orang yang mendengar kata “Mesir” atau akan berkunjung ke Mesir, maka yang terlintas dalam pikiran mereka adalah pyramid atau Raja Firaun. Seolah tak lengkap rasanya, jika wisata ke Mesir kalau tidak mampir ke Pyramid, sekedar “napak tilas” jejak Firaun.
Sebagai negara tempat kelahiran peradaban pertama tertua di dunia, Mesir memang sangat mengandalkan sektor wisata budaya. Setiap jengkal tanah yang dipijak, seolah mengisahkan peristiwa sejarah tersendiri. Seakan-akan berjalan menelusuri sebuah museum raksasa yang menyimpan ribuan peninggalan sejarah berbagai peradaban, mulai dari Mesir Kuno (Koptik), Firaun (Pharaos), Yunani (Hellenisme), Romawi hingga peradaban Islam.
Jalan-jalan ke Mesir, memang sangat menarik. Selain biayanya relatif murah, ketatnya aparat keamanan membuat nyaman para turis. Bisa dikatakan bahwa di setiap tikungan jalan, pasti ada aparat yang berjaga. Obyek wisata di Mesir, tidak hanya meliputi peninggalan peradaban kuno, tetapi juga meliputi wisata agama dimana kita dapat melihat peninggalan beberapa Nabi. Nabi Isa dan ibunya Maria, konon, pernah pergi ke Mesir saat dikejar-kejar Herod. Tempat persinggahan pertama mereka adalah di bawah pohon di daerah Mattaria, pinggir kota Kairo. Pohon itu kini dikenal dengan Pohon Bunda. Mereka juga pernah singgah di gua Dirunka. Kini, biara Al Adhra berdiri di depannya. Sedangkan persinggahan terakhir mereka adalah Biara el Muharraq, di Asyut, kini kota propinsi 380 km timur Kairo. Pada bulan-bulan tertentu ribuan peziarah datang ke tempat-tempat ini. Di kawasan semenanjung Sinai, terdapat juga Biara Katrin dan Bukit Musa. Selain untuk melihat tempat Nabi Musa menerima 10 perintah Allah, kita juga dapat melihat matahari terbit dan pemandangan indah Gurun Sinai. Di daerah ini juga kita bisa mengunjungi mata air Nabi Musa, tempat beliau mengetukkan tongkanya untuk mendapatkan air, seperti yang diceritakan dalam Alkitab. Tempat itu kini populer dengan sebutan Uyun Musa.
Di Kairo, wisatawan muslim dapat berziarah ke mesjid-mesjid bersejarah. Diantara mesjid kota Kairo yang sering dikunjungi para wisatawan adalah Mesjid Hussein yang didalamnya ada makam kepala sayyidina Hussein, cucu Rasulullah saw. Juga mesjid Sayyidah Zainab, Mesjid Sayyidah Aisyah, serta mesjid Imam Syafei.Untuk mengunjungi lokasi-lokasi wisata di Mesir, Anda dapat menggunakan jasa travel-travel wisata yang jumlahnya sangat banyak. Di setiap ruas jalan sekitar kawasan Tahrir Square, pusat kota Kairo, Anda akan menemukan deretan kantor-kantor biro perjalanan. Mereka menyediakan paket-paket perjalanan wisata untuk semua rute wisata di Mesir, dari sekedar paket wisata perahu sungai Nil (Nile Cruiser) di kota Kairo, hingga obyek wisata Luxor. Untuk tujuan wisata sekitar kota Kairo, mereka menyediakan paket-paket wisata setiap hari. Harganya pun relatif murah.
Kota ini amat kaya dengan peninggalan sejarah Mesir dan sarat berbagai bangunan kuno. Penyair Yunani terkenal, Homerus menyebut kota ini dengan nama “kota seratus pintu”, karena banyaknya pilar-pilar di seluruh penjuru kota. Selanjutnya, nama tersebut terus berkembang hingga orang Arab menyebutnya Al Aqshar (istana-istana). Di kota ini, terdapat Kuil Luxor, yang dibangun oleh Amenhotep III, sekitar tahun 1400 SM. Pintu gerbangnya dijaga oleh dua patung Ramses berukuran raksasa dalam posisi duduk. Ada pula dua obelisk (tugu lancip), salah satunya masih berdiri megah, namun satu lagi ada di Concord Square, Paris, yang dibawa para tentara Perancis kala mereka menduduki Mesir. Dalam kuil ini, ada taman Ramses II yang dikitari oleh 32 tiang raksasa. Selain Kuil Luxor, ada juga Thariq Kibasy, yaitu jalan setapak antara Kuil Luxor dengan Kuil Karnak sepanjang 3 km. Diantara kedua tepian jalan itu terdapat patung-patung saling berhadapan, dengan tubuh singa dan berkepala kibasy (domba), sebagai simbol Raja Amon.
Masuknya Islam di Kairo
Islam menyentuh wilayah Mesir pada 628 Masehi. Ketika itu Rasulullah mengirim surat pada Gubernur Mukaukis -yang berada di bawah kekuasaan Romawi-mengajak masuk Islam. Rasul bahkan menikahi gadis Mesir, Maria.
Pada 639 Masehi, ketika Islam di bawah kepemimpinan Sayyid Umar bin Khattab, 3000 pasukan Sayyid Amru bin Ash memasuki Mesir dan kemudian diperkuat pasukan Sayyid Zubair bin Awwam berkekuatan 4000 orang. Mukaukis didukung gereja Kopti menandatangani perjanjian damai. Sejak itu, Mesir menjadi wilayah kekuasaan pihak Islam. Di masa kekuasaan Keluarga Umayah, dan kemudian Abbasiyah, Mesir menjadi salah satu provinsi seperti semula.
Mesir baru menjadi pusat kekuasaan -dan juga peradaban Muslim-baru pada akhir Abad 10
Muiz Lidinillah membelot dari kekuasaan Abbasiyah di Baghdad, untuk membangun kekhalifahan sendiri yang berpaham Syi'ah. Ia menamai kekhalifahan itu Fathimiah -dari nama putri Rasul yang menurunkan para pemimpin Syi'ah, Sayyidah Fatimah
Pada masa kekuasaannya (953-975), Muiz menugasi panglima perangnya, Jawhar al-Siqili, untuk membangun ibu kota.
Di dataran tepi Sungai Nil itu kota Kairo dibangun. Khalifah Muiz membangun Masjid Besar Al-Azhar (dari asal kata "Al-Zahra", nama panggilan Sayyidah Fatimah al-Zahro) yang dirampungkan pada 17 Ramadhan 359 Hijriah, 970 Masehi. Muiz dan para penggantinya, Aziz Billah (975-996) dan Hakim Biamrillah (996-1021) sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Peradaban berkembang pesat. Kecemerlangan kota Kairo -baik dalam fisik maupun kehidupn sosialnya-mulai menyaingi Baghdad. Khalifah Hakim juga mendirikan pusat ilmu Bait al-Hikam yang mengoleksi ribuan buku sebagaimana di Baghdad.
Pada 564 Hijriah atau 1167 Masehi, Sayyid Salahuddin al-Ayyubi mengambil alih kekuasaan Fathimiyah. Tokoh Kurdi yang juga pahlawan Perang Salib tersebut membangun Dinasti Ayyubiyah, yang berdiri disamping Abbasiyah di Baghdad yang semakin lemah. Hal ini terjadi dikarenakan gangguan politik yang terus-menerus dari wilayah sekitarnya menjadikan wibawa Fathimiyah merosot. Sayyid Salahuddin tidak menghancurkan Kairo yang dibangun Fathimiyah. Ia malah melanjutkannya sama antusiasnya. Ia hanya mengubah paham keagamaan negara dari Syiah menjadi Sunni. Sekolah, masjid, rumah sakit, sarana rehabilitasi penderita sakit jiwa, dan banyak fasilitas sosial lainnya dibangun. Pada 1250 -delapan tahun sebelum Baghdad diratakan dengan tanah oleh Hulagu. Kemudian kekuasaan diambil alih oleh kalangan keturunan Turki, pegawai Istana keturunan para budak (Mamluk). Sekarang yang dikenal dengan Dinasti Mamalik.
Di Istana, saat itu terjadi persaingan antara militer asal Turki dan Kurdi. Sultan yang baru naik, Turansyah, dianggap terlalu dekat dengan Kurdi. Tokoh militer Turki, Aybak bersekongkol dengan ibu tiri Turansyah yaitu Syajarah. Turansyah dibunuh. Aybak dan Syajarah menikah. Namun Aybak juga membunuh Syajarah, dan kemudian Musa, keturunan Ayyubiyah, yang sempat diangkatnya.
Di saat Aybak menyebar teror itu, tokoh berpengaruh Mamluk bernama Baybars mengasingkan diri ke Syria. Ia baru balik ke Mesir, setelah Aybak wafat dan Ali -anak Aybak-mengundurkan diri untuk digantikan Qutuz.
Qutuz dan Baibars bertempur bersama untuk menahan laju penghancuran pasukan Hulagu [salah satu anaknya Zengis Khan]. Di Ain Jalut, Palestina, pada 13 September 1260 mereka berhasil mengalahkan pasukan Mongol itu.
Barbar Timur Lenk melakukan invasi ke Barat. Namun Sultan Barquq berhasil menahan laju pasukan Mongol tersebut. Dengan demikian dinasti Mamalik telah dua kali berhasil menghalang invasi dari pasukan Mongol.
Kesultanan Usmani di Turki menyerbu Kairo dan mengakhiri sejarah 47 sultan di Dinasti Mamluk [Mamalik] tersebut.
Agama
Sebagian besar penduduk adalah Muslim Sunni. Al-Azhar adalah otoritas terkemuka Islam Sunni. Jumlah masjid di kota ini berkembang. Kebanyakan orang Kristen Koptik. Sampai kematiannya pada Maret 2012, Paus Shenouda III dari Alexandria adalah pemimpin dari Gereja Ortodoks Koptik, yang memiliki kediamannya di Kairo. Kairo memiliki sinagog beberapa, tetapi hanya beberapa orang Yahudi tetap setelah Israel didirikan, dan penganiayaan diintensifkan. Ketegangan antara anggota dari berbagai agama telah meningkat baru-baru ini.
Ekonomi
Bangunan tua di pusat kota Kairo. Di tengah adalah patung Talaat Harb Pasha, bapak ekonomi Mesir yang modern
Kairo juga dalam segala hal pusat Mesir, seperti yang telah hampir sejak didirikan pada tahun 969 Masehi. Mayoritas perdagangan bangsa yang dihasilkan di sana, atau melewati kota. Sebagian besar rumah-rumah penerbitan dan media dan hampir semua studio film yang ada, seperti setengah dari tempat tidur rumah sakit nasional dan universitas. Hal ini telah memicu pembangunan yang cepat di gedung kota-satu dari lima kurang dari 15 tahun.
Pertumbuhan menakjubkan sampai saat ini melonjak jauh di atas jasa kota. Rumah, jalan, listrik, telepon dan saluran pembuangan layanan yang semua tiba-tiba dalam pasokan pendek. Analis mencoba untuk memahami besarnya perubahan istilah diciptakan seperti "hiper-urbanisasi".
Jejak Ilmu Pengetahuan di Bumi Cairo
Laiknya tiga metropolis intelektual era abad pertengahan, seperti Baghdad, Cordoba, dan Bukhara, dari Kairo juga muncul sederet ilmuwan Muslim yang berpengaruh. Pasalnya, pada era kejayaan Dinasti Fatimiyah dan Mamluk Cairo telah menjadi kota tempat berkumpulnya para ilmuwan serta sarjana yang melakukan kegiatan ilmiah.Memasuki abad modern, Kairo juga telah melahir sejumlah pemikir pembaruan Islam. Berikut adalah beberapa nama di antara sederet ilmuwan dan sarjana serta pemikir pembaruan Islam yang muncul dari pusat peradaban Islam di benua Afrika itu: Kairo juga banyak menghasilkan tokoh-tokoh ilmuan terkenal dalam berbagai bidang. Dalam bidang hukum Islam terkenal Imam Syafi’i, Imam mazhad fikih terbesar, Lais bin Saad, imam penduduk Mesir dan Abul Qasim Abdurrahman bin Abdullah, ahli sejarah, ilmu pengetahuan dan hadis. Dalam bidang linnguistik Arab terkenal Jalaluddin As-Suyuti yang terkenal dalam ilmu hadis, tafsir dan ilmu Alquran, Ibnu mandhur, pengarang kamus Lisanul Arab, Az-zubaidi, pengarang kamus Tajul Arus, Al-Maqrizi, Ibnu Hisyam, Ibnu Hajar dan lain-lain. Dalam bidang kedokteran terkenal Daud Al-Inthaki dan muwaffaquddin Abu nasr yang terkenal dengan Ibnu Ain Az-zirbi. Banyak juga muncul ilmuwan dalam bidang ilmu pasti dan alam. Seperti Ibnu Haisam dan Ibnu Tunus
* Ibnu Al-Haytham
Dialah peletak dasar-dasar teori optik modern. Orang barat menyebutnya Al-Hazen. Lewat karya ilmiahnya, Kitab Al Manadhir atau Kitab Optik, ia menjelaskan berbagai ragam fenomena cahaya termasuk sistem penglihatan manusia. Selama lebih dari 500 tahun, Kitab Al Madahir terus bertahan sebagai buku paling penting dalam ilmu optik.
* Ibnu Al-Baytar
Nama lengkapnya Abdullah Ibnu Ahmad Ibnu Al-Baytar. Dia adalah ahli botani sekaligus ahli obat-obatan terhebat banyak melakukan penelitian dan kegiatan ilmiah di Cairo. Dia berhasil mengumpulkan dan memberikan catatan terhadap lebih dari 1.400 jenis tanaman obat. Dialah ahli Botani terkemuka di Arab.
* Jamaluddin Al-Afghani
Dia adalah seorang pemikir pembaruan Islam yang secara lantang menyuarakan pentingnya menegakkan solidaritas pan-Islam dan pertahanan terhadap imperialisme Eropa dengan kembali kepada Islam. Dalam perlawanannya terhadap penjajah imperialisme Barat, Jamaluddin mengobarkan semangat persatuan Islam dengan jalan mengajak kembali kepada Al-Qur’an serta menghilangkan bid’ah dan khurafat.
* Muhammad Abduh.
Muhammad Abduh adalah seorang pemikir muslim dari Mesir, dan salah satu penggagas gerakan modernisme Islam. Ia belajar tentang filsafat dan logika di Universitas Al-Azhar, Kairo, dan juga murid dari Jamaluddin Al-Afghani, seorang filsuf dan pembaharu yang mengusung gerakan Pan-Islamisme untuk menentang penjajahan Eropa di negara-negara Asia dan Afrika.
* Sayyid Qutub
Sayyid bin haji Qutub bin Ibrahim, lahir tahun 1906 di sebuah desa bernama Qaha di wilayah Asyith, Mesir. Ideologi Islam dikemukakan Qutub sebagai ideology alternatif. Baginya tak ada jalan lain kecuali menegakkan Islam. Dalam bukunya Hadza al-Din, dia menegaskan bahwa Islam satu-satunya agama wahyu dan di amin kebenarannya dan dapat meningkatkan harkat manusia dan membebaskan dari berbagai ikatan daerah dan keturunan.
* Mahmud Syaltut
Syekh Mahmud Syaltut adalah salah seorang pemikir asal di Mesir. Ia memberi kontribusi dalah bidang hukum Islam. Mahmud Syaltut mengemukakan sebuah risalah tentang pertanggungjawaban sipil dan pidana Islam.
Para Khalifah Dinasti Fatimiyah Penguasa Cairo
* Khalifah Ubaidilah Al-Mahdi (910-934). Dia adalah pendiri Dinastii Fatimiyah
* Abu al-Qasim Muhammad al-Qa’im bi-Amr Allah bin al-Mahdi Ubaidillah (934-946)
* Isma’il al-Mansur bi-llah (946-953)
* Abu Tamim Ma’add al-Mu’izz li-Din Allah (953 M – 975) M. Mesir ditaklukkan semasa pemerintahannya
* Abu Mansur Nizar al-’Aziz bi-llah (975 M – 996 M)
* Abu ‘Ali al-Mansur al-Hakim bi-Amr Allah (996M – 1021 M)
* Abu’l-Hasan ‘Ali al-Zahir li-I’zaz Din Allah (1021 M – 1036 M)
* Abu Tamim Ma’add al-Mustanhir bi-llah (1036 M – 1094 M)
*Al-Musta’li bi-llah (1094 M – 1101 M). Pertikaian atas suksesinya menimbulkan perpecahan Nizari.
* All-Amir bi-Ahkam Allah (1101 M – 1130 M). Penguasa Fatimiyah di Mesir setelah tak diakui sebagai Imam oleh tokoh Ismailiyah Mustaali Taiyabi.
* Abd al-Majid (1130 M – 1149 M)
* Al-Wafir (1149 M – 1154 M)
* Al-Fa’iz (1154 M – 1160 M)
* Al-’Adid (1160 M – 1171 M): Setelah jatuhnya Al-`Adid, kekuasaan Dinasti Fatimiyah selama 200 tahun berakhir.
Kairo kota Wisata
Berjuta cerita bersejarah menggambarkan Mesir Kuno pada masa lalu. Budayanya yang memesona, sebagai pusat pengembangan Islam yang moderat. Dari pluralisme, modernisasi Terusan Suez, hingga gegap gempita hiburan Sungai Nil sepanjang malam. Kairo kota yang kaya sejarah peradaban dunia.
Berkunjung ke Kairo Mesir, menurut beberapa orang serasa mengelilingi dunia. Ternyata anggapan tersebut terbukti bagi siapapun yang telah menginjakkan kakinya di kota ini setelah mengeksplorasi situs-situs bersejarah. Bahkan walaupun Anda hanya berkunjung dalam waktu singkat selama 4 sampai 10 hari. Mengapa 4 hari saja cukup? Karena bagi Anda yang berkunjung karena tugas pekerjaan, waktu singkat dapat digunakan hingga larut malam untuk menyaksikan atraksi unik dan mendatangi museum peninggalan Mesir Kuno cukup di dalam Kota Kairo. Namun, wisatawan yang memiliki waktu panjang dapat berkunjung ke Alexandria, Ismailia, hingga menelusuri Sungai Nil sampai Luxor.
Pemandangan gurun pasir sebagai ciri khas Benua Afrika terhampar luas di sepanjang jalan menuju Kairo dari utara. Walaupun berbeda pemandangannya ketika melewati Laut Merah yang memantulkan warna biru yang dikelilingi tebing-tebing curam kecokelatan. Kesibukan kapal laut lalu lalang di Laut Merah yang membelah Benua Asia dan Benua Afrika menandakan beberapa menit lagi pesawat akan mendarat Cairo International Airport. Bandaranya tepat di pusat Kota Kairo. Bandara Kairo Internasional yang terdiri atas 3 terminal ini tampak megah, khususnya di terminal 3 yang masih baru. Desain konstruksi bangunannya perpaduan antara Eropa dan Mesir sebagai simbol dominan yang menggambarkan kejayaan raja-raja Mesir.
Memahami budaya orang Mesir, dapat diketahui sejak berurusan dengan pihak imigrasi, menggunakan jasa taksi dan suasana di jalan raya. Watak warga Kairo adalah keras dan tidak disiplin. Saling zigzag, suara klakson mobil dan omelan di antara pengendara adalah pemandangan biasa sepanjang hari. Namun, tanpa ada perkelahian karena warga Kairo meyakini pihak yang memukul orang lain adalah kejahatan berat.
Lain warung lain menunya, lain kota lain pula aturannya. Mesir adalah salah satu negara yang memiliki gaya kepemimpinan otoriter dengan kekuasaan berlangsung puluhan tahun dengan rezim yang sama. Hal ini praktis mewarnai roda kehidupan masyarakatnya sehari-hari, yaitu aman, tenang, dan tanpa gejolak berarti. Aman di sini berarti tanpa copet terhadap turis, pencurian barang, termasuk tukang palak atau pengemis di jalanan.
Kairo dikenal memiliki sejarah perkembangan kejayaan kerajaan Islam sejak ratusan tahun silam. Istilah Kota Seribu Menara pun pantas disandangnya karena berbagai corak menara yang terhampar di setiap mata memandang menjadi ciri khas Kairo. Adapun menara yang tertinggi adalah Kairo Tower, sedangkan yang terendah adalah simbol kuburan dari Islam, Kristen, dan Yahudi. Istilah Kota Seribu Menara pada hakekatnya melambangkan jumlah menara masjid bersejarah yang didirikan sejak jaman kebesaran khalifah yang memimpin ketika itu.
Hal ini dapat diketahui melalui desain menaranya, yang beraneka ragam sebagai pertanda siapakah yang memerintah dan mendirikan masjid tersebut. Pemerintah Mesir menjunjung tinggi pluralisme bagi warga negaranya dalam meyakini kepercayaannya. Sebab itu letak masjid dan gereja yang berdampingan menjadi sorotan menarik untuk melukiskan toleransi beragama yang kuat bagi masyarakat Mesir.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama memutuskan datang ke Kairo sebagai kota pertama kali yang dikunjunginya dalam lawatan hubungan internasional. Hal ini sebagai wujud kepedulian dan menarik simpati pada dunia Islam. Namun mengapa Kairo yang dipilih? Tentu berdasarkan perhitungan yang sangat matang. Mungkin salah satu alasannya karena Mesir memiliki kekuatan berpengaruh di antara negara-negara Arab, sebagai negara sekuler yang masyarakatnya menganut Islam yang moderat.
Apabila ribuan menara di Kairo merujuk pada peradaban Mesir Kuno dan kejayaan kerajaan Islam pada masa lampau, zaman sekarang simbol Kota Kairo juga dikenal dengan Kota Sejuta Parabola. Hal itu karena perubahan sosial masyarakat Kairo yang diukur dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Rumah warga Kairo seluruhnya menempati apartemen yang dibangun oleh pemerintah atau pihak swasta. Setiap apartemen bisa dihuni puluhan hingga ratusan keluarga. Tren sekarang, bagian atas setiap apartemen di Kairo dipenuhi antena parabola untuk menerima gambar dari satelit. Hal ini menunjukkan gairah warga yang ingin mendapatkan variasi informasi dan hiburan dari mancanegara.
Selain karena kemajuan teknologi informasi danm media yang pesat, parabola diminati warga Kairo karena mereka merasa program siaran televisi dalam negeri membosankan dan monoton. Sebab itulah kecanggihan teknologi dan keingintahuan warga untuk meningkatkan wawasan menjadi penyulut tumbuhnya parabola yang jumlahnya konon telah jutaan di Kota Kairo.
Adapun geliat ekonomi dan hiburan di Kota Kairo meningkat justru pada malam hari. Sejak matahari terbenam, semarak warga untuk keluar rumah menuju berbagai aktivitas, seperti pesat rakyat, festival, dan atraksi budaya tradisional khas Mesir akan disajikan pada malam hari hingga larut malam menjelang subuh. Sida peninggalan kolonial Perancis sangat kentara di Kota Kairo, khususnya di daerah downtown. Lokasinya berada di pusat kota dengan blok-blok bangunan yang rapi dipisahkan dengan persimpangan jalan yang simetris. Setiap persimpangan jalan tersebut dihiasi pula dengan pemandangan patung pahlawan Mesir yang diletakkan di posisi tengah perimpangan jalan. Hal itu sebagai penghormatan sekaligus memperindah kota.
Gedung-gedung berjejer hampir sama tingginya di sepanjang jalan downtown dengan gaya arsitektur Perancis. Pintu dan jendela gedung yang tinggi-tinggi dihiasi ukiran-ukiran romantis arsitektur Eropa. Atau lebih jelasnya, suasana downtown mirip lanskap kota Paris. Karena yang mendesain Kota Downtown menurut beberapa pemilik toko, memang para ahli arsitektur yang khusus didatangkan pihak kolonial ketika itu. Downtown sejak pagi hari telah ramai dikunjungi karena lokasinya berada di pusat kota, berdekatan dengan pusat pemerintahan, beberapa gedung bersejarah, dan Museum Firaun
Wajib di kunjungi saat berada di Mesir adalah:
Aswan
Aswan, terletak 904 km dari Kairo adalah kota tujuan wisata musim dingin yang memiliki panorama alam sangat indah. Di sini terdapat bendungan terbesar di dunia, Bendungan Tinggi Aswan, yang dibangun untuk menjaga Mesir dari banjir besar, dan menjadi simbol kehebatan arsitektur abad 20. Panjang bendungannya 360 meter, dengan ketinggian 111 meter dari dasar sungai. Lebarnya mencapai 40 meter. Ada juga danau Nasser, yang memanjang lebih kurang 500 km, dengan lebar rata-rata 10 km, terbentuk dari saluran Bendungan Aswan. Salah satu peninggalan Mesir Kuno di Aswan yang paling terkenal adalah Kuil Abu Simbel, di ujung wilayah Mesir, atau 1184 km dari Kairo. Kuil ini dibangun oleh Ramses II, tingginya 33 meter, lebar 38 meter dan dijaga oleh empat patung raksasa Ramses II denga ketinggian masin-masing 20 meter.
Dalam kuil ini terdapat sejumlah nisan dan tugu, diantaranya tugu perkawinan Ramses II dengan puteri Raja Haitsiyin. Seni arsitektur bernilai tinggi dan menakjubkan, dapat Anda temukan di kuil ini. Didalamnya juga ada sebuah ruangan bernama Qaddsul Aqdas (tempat tersuci), berisikan patung-patung Ramses. Yang menakjubkan dari ruangan ini, sinar matahari tidak pernah masuk ruangan sepanjang tahun kecuali hanya dua hari, yaitu setiap tanggal 21 Februari (hari kelahiran Ramses) dan 22 Oktober (Hari penobatan Ramses sebagai raja Mesir). Ini adalah bukti keahlian arsitek Firaun yang berhasil menghubungkan posisi bangunan dengan ketepatan perhitungan perjalanan matahari.Menapakkan kaki di Mesir, hanya decak kagum yang bisa terungkap, keindahannya tidak saja habis pada peninggalan sejarah dan tempat-tempat suci. selain gurun, Mesir juga memiliki panorama Pantai yang asri.
Pesona Alexandria
Alexandria memiliki kenangan sejarah kegemilangan yang juga masih bisa bertahan hingga sekarang, walaupun mengalami pasang surut sejarah penentuan jati dirinya. Di balut pesona pantai laut Mideterania yang bagaikan surga, intan permata bahkan zambrut mideterania (pearl of Mideterania). Terhampar di sebelah barat laut delta Nil. Alexandria mulanya merupakan sebuah perkampungan nelayan, bernama Pharoas, kampung ini memiliki pantai yang indah, Alexandria bernama lain Iskandariah
Kota pinggir laut, Alex (nama populer.red) membentang sepanjang laut Mediterania sekitar 20 km lebih. Berjalan melalui indahnya tepi Kornise dan merasakan kepuasan hati di setiap sudut kota iskandariyah yang akan membawa Anda ke pusat kota. Iskandariyah merupakan tempat yang paling diminati dan paling digemari sebagai tempat peristirahatan selama liburan musim panas di timur tengah. Selama musim panas angin sepoi-sepoi di pantai, dan pada musim dingin, cahaya matahari memantulkan sinarnya ke pasir pantai yang putih bersih. Ketika Anda datang ke Iskandariyah, kapanpun itu, untuk tujuan sejarah atau sekedar berlibur, Anda akan melihat lebih dari sebuah kota.
Alexandria merupakan kota terbesar kedua di Mesir setelah Kairo, dan menjadi ibukota pemerintahan Al Iskandariah. Alexandria memiliki magnet bagi penduduk lain di belahan dunia manapun. Alexandria kota kedua setelah Roma dalam luas dan kekayaan. Dalam warna kehidupannya menunjukkan atmosfer Mediterania daripada Timur Tengah. Kota tersebut merupakan kota perdagangan, kota kosmopolitan dan budaya Bohemian yang dirintis oleh imigran dari Yunani Italia. Banyak manusia berdatangan ke taman impian ini. Pendudukpun menyambut dengan keramahtamahan demi kotanya, mereka rela berjam-jam melukiskan tempat-tempat wisata di Alexandria. Didukung dengan jasa transportasi dan penginapan yang murah. Dapat ditempuh dalam 2 jam dengan kereta api dan 2 setengah jam dengan berbus ria dari Kairo.
Obyek Wisata di Alexandria
Pantai - Museum Permata - Perpustakaan Terbesar dan Termegah - Istana dan Taman Raja Faruq - Taman el-ma’mouria - Monumen-Monumen Firaun di Kairo
Piramid Sakkara
Piramid ini dibangun oleh zoser, raja pertama dari dinasti ke III. Piramid ini terletak di daerah Sakkara, 27 km dari pusat Kairo.
Piramid Giza
Jika liburan kali ini merupakan ziarah tidak ada salahnya jika Anda mengunjungi tempat-tempat yang Hers tampilkan kali ini. Melewati paskah di negeri cleopatra ini merupakan moment yang langka dan memberikan pengalaman berlibur yang mengesankan.
Monumen-Monumen Kristen.
Museum Koptik
Museum ini merupakan bukti sejarah perjalanan penyebaran Kristen Koptik di Mesir. Di dalamnya terdapat beberapa benda dan buku lama yang menyengkut Kristen Koptik.
Tempat Pertunjukan dan Museum di Kairo
Cairo Tower
Sound and Light
Museum Nasional Mesir / Tahrir
Museum Coptic
Museum Islam
Museum Militer
Museum Mamalek
Museum Kereta Kuda
Cairo Opera House
Museum Istana Manial
Pharaonic Village
Panorama Oktober
Obyek Wisata di Sinai
Bukit Thursina
Tempat Mandi Firaun
Tempat Mandi Ratu Cleopatra
Benteng Mesir ketika melawan Israel
Tempat ‘bersemedi’ Nabi Musa ketika menerima wahyu
Belanja & Souvenir
Jika Anda sudah puas dengan wisata sejarah dan ziarah, jangan lewatkan pasa khan khalili. Pusat perbelanjaan ini terletak di dekat masjid Hussein dan masjid al Azhar, kota kairo, merupakan pusat perbelanjaan tradisional yang menjual barang-barang antik. Kawasan peebelanjaan ini sangat luas, terdiri dari gedung-gedung tua dan toko-toko kecil di sepanjang jalan, dan lorong-lorong yang berkelok-kelok. Di lokasi tersebut dapat di temui barang-barang antik khas Mesir, hasil kerajinan tangan dan kuulit, kuningan, tembaga, tenun, ukiran ala blaster, papyrus, kursi unta dan berbagai macam perhiasan seperti batu permata, batu cincin, emas dan perak.Papyrus adalah sebuah kertas yang terbuat dari rumput-rumput Nil, berfungsi sebagai media komunikasi semenjak zaman Mesir Kuno. Hingga kini kertas papyrus masih digunakan sebagai dasar lukisan atau kaligrafi. Benda yang biasa di jadikan kenang-kenangan khas Mesir ini, di jual dengan harga beragam. Barang-barang souveniir lainnya pun di jual dengan relatif murah. Ukiran-ukiran piring kuningan, bergambar Firaun. Jika Anda pandai menawar atau basa-basi memuji sang pedagang maka Anda bisa mendapatkan harga lebih murah, hal ini tidak terlepas dari watak umum orang Mesir yang suka di puji.
Pasar Khan Khalili sangat kental dengan corak budaya Timur Tengah. Selain berisi komplek pertokoan, pasar Khan Khalili juga meyediakan kafe-kafe minuman. Para wisatawan dapat menikmati syisya (cara merokok khas mesir yang dihisap melalui pipa yang disambungkan ke dalam tabung kaca berisi air). Aroma rokoknya bermacam-macam, mulai dari rasa tawar, mint, atau rasa buah-buahan. Di pasar ini juga, para wisatawan dapat menimkmati berbagai makanan khas Timur Tengah.
Mesir saat ini sering merujuk ke Kairo sebagai Masir, Pengucapan bahasa Arab dari nama untuk Mesir sendiri, menekankan peran lanjutan kota dalam pengaruh Mesir. Kairo memiliki film tertua dan terbesar dan musik industri di Dunia Arab, serta dunia tertua kedua lembaga pendidikan tinggi, Universitas al-Azhar. Banyak media internasional, bisnis, dan organisasi memiliki kantor pusat di kairo, termasuk Liga Arab yang juga memiliki kantor pusat di Kairo.
Dengan populasi sebesar 6,76 juta tersebar di 453 kilometer persegi (175 sq mil), Kairo adalah kota terbesar di Mesir. Dengan sepuluh juta penduduk tambahan di luar kota, Kairo berada di pusat wilayah metropolitan terbesar di Afrika dan Dunia Arab serta termasuk daerah-kesepuluh terbesar perkotaan di dunia. Kairo, juga memiliki mega- kota, dengan polisu tertinggi karena kendaraan - juga peringkat di antara lima belas tersibuk di dunia, dengan lebih dari 1.000 juta wahana penumpang tahunan. Perekonomian Kairo menduduki peringkat pertama di Timur Tengah, dan ke-43 secara global pada tahun 2010
Kota seribu menara. Itulah julukan yang disandang Kairo – salah satu kota penting dalam sejarah peradaban Islam. Pada abad pertengahan, ibukota Mesir yang berada di benua Afrika itu memainkan peranan yang hampir sama pentingnya dengan Baghdad di Persia serta Cordoba di Eropa.
Kairo yang terletak di delta Sungai Nil telah didiami manusia Mesir Kuno sejak tahun 3500 SM. Mesir Kuno sempat mencapai kemakmuran di bawah penguasa Zoser, Khufu, Khafre, Menaure, Unas dan lainnya. Di masa itu, ibukota Mesir Kuno itu sudah menjadi salah satu kota yang berpengaruh di dunia.
Sejak 30 SM, Mesir dikuasai bangsa Romawi. Kekuasaan Romawi di Mesir akhirnya tumbang ketika Islam menjejakkan pengaruhnya pada tahun 641 M. Adalah pasukan di bawah komando jenderal perang Muslim, Amar bin Al-Ash yang pertama kali menancapkan pengaruh Islam di Mesir. Saat itu, Amar bin Al-Ash justru menjadikan Fustat – kini bagian kota Cairo – sebagai pusat pemerintahannya.
Di Fustat itulah, bangunan masjid pertama kali berdiri di daratan Afrika. Fustat tercatat mengalami pasang-surut sebagai sebuah kota utama di Mesir selama 500 tahun. Penjelajah dari Persia, Nasir-i-Khusron mencatat kemajuan yang dicapai Fustat. Ia melihat betapa eksotik dan indahnya barang-barang di pasar Fustat, seperti tembikar warna-warni, kristal dan begitu melimpahnya buah-buahan dan bunga, sekalipun di musim dingin.
Dari tahun 975 sampai 1075 M Fustat menjadi pusat produksi keramik dan karya seni Islami – sekaligus salah satu kota terkaya di dunia. Ketika Dinasti Umayyah digulingkan Dinasti Abbasiyah pada 750 M, pusat pemerintahan Islam di Mesir dipindahkan ke Al-Askar – basis pendukung Abbasiyah. Kota itu bertahan menjadi ibukota pemerintahan hingga tahun 868 M. Sekitar 1168 M, Fustat dibumihanguskan agar tak dikuasai tentara Perang Salib.
Berdirinya Cairo sebagai ibukota dan pusat pemerintahan diawali gerakan penumpasan golongan Syiah yang dilancarkan penguasa Abbasiyah di Baghdad. Kongsi yang dibangun golongan Syiah dengan Bani Abbas untuk menjatuhkan Bani Umayyah akhirnya pecah.
Penguasa Abbasiyah mencoba meredam perlawanan golongan Syiah Ismailiyah di bawah pimpinan Ubaidillah Al-Mahdi. Setelah sempat ditahan, Ubadilah akhirnya dibaiat menjadi khalifah bergelar Al-Mahdi Amir Al-Mu’minin (909 M). Pengganti Khalifah Ubaidilah Al-Mahdi, Muizz Lidinillah mulai mengalihkan perhatiannya ke Mesir.
Ia menunjuk Panglima Jauhar Al-Katib As-Siqili untuk menaklukan Mesir. Tahun 969 M, Mesir berada dalam kekuasaan Syiah Ismailiyah. Sejak itu, mereka membangun kota baru yang diberi nama Al-Qahirah atau Kairo yang berarti ‘penaklukan’ atau ‘kejayaan’. Pada 972 M, di Kairo telah berdiri Masjid Al-Azhar.
Kota Cairo tumbuh pesat setelah pada tahun 973, seiring dengan hijrahnya Khalifah Mu’izz Lidinillah dari Qairawan ke Mesir. Sejak saat itu, Kairo mencapai kejayaan sebagai pusat pemerintahan Dinasti Fatimiyah. Dinasti itu menorehkan kegemilangan selama 200 tahun. Di masa itu, Mesir menjadi pusat kekuasaan yang mencakup Afrika Utara, Sisilia, pesisir Laut Merah Afrika, Palestina, Suriah, Yaman, dan Hijaz.
Kairo tumbuh dan berkembang sebagai pusat perdagangan luas di Laut Tengah dan Samudera Hindia. Kairo pun menggabungkan Fustat sebagai bagian dari wilayah administratifnya. Tak heran, jika Cairo tumbuh semakin pesat sebagai salah satu metropolis modern yang diperhitungkan dan berpengaruh.
Pada era itu pula, Cairo menjelma menjadi pusat intelektual dan kegiatan ilmiah baru. Bahkan, pada masa pemerintahan Abu Mansur Nizar Al-Aziz (975 M – 996 M), Kairo mampu bersaing dengan dua ibu kota Dinasti Islam lainnya yakni, Baghdad di bawah Dinasti Abbasiyah dan Cordoba pusat pemerintahan Umayyah di Spanyol. Kini, Universitas Al-Azhar menjadi salah satu perguruan tinggi terkemuka yang berada di kota itu.
Jika kedua dinasti lainnya mampu membangun istana, Bani Fatimiyah pun mampu mendirikannya. Selain itu, ketiga dinasti yang tersebar di tiga benua itu juga berlomba membangun masjid. Dinasti Abbasiyah di Baghdad bangga memiliki Masjid Samarra, Dinasti Umayyah memiliki Masjid Cordoba dan Fatimiyah memiliki Masjid Al-Azhar.
Fatimiyah mencapai kemajuan yang pesat dalam administrasi negara. Karena, pada saat itu, dinasti itu mengutamakan kecakapan dibandingkan keturunan dalam merekrut pegawai. Toleransi pun dikembangkan. Penganut Sunni yang profesional pun diangkat kedudukannya laiknya Syiah. Toleransi antarumat beragama pun begitu tinggi. Siapapun yang mampu bisa duduk di pemerintahan.
Diakhir masa kejayaan Fatimiyah, Kairo hampir saja jatuh ke dalam kekuasaan tentara Perang Salib pada 1167 M. Untunglah panglima perang Salahudin Al-Ayubi berhasil menghalaunya. Sejak itu, Salahudin kemudian mendeklarasikan kekuasaannya di bawah bendera Dinasti Ayubiyah – penganut Sunni. Dinasti itu hanya mampu bertahan selama 75 tahun.
Kairo kemudian diambil alih Dinasti Mamluk. Sekitar tiga abad lamanya Mamluk menjadikan Kairo sebagai pusat pemerintahannya. Ketika Baghdad dihancurkan bangsa Mongol pada 1258 M, pasukan Hulagu Khan tak mampu menembus benteng pertahanan Kairo. Selama periode itu, Kairo menjadi salah satu pusat kebudayaan Islam dan gudang barang-barang dagang untuk Eropa dan dunia Timur.
Kairo juga sempat dikuasai Turki. Sejak kekuasaan Turki berakhir pada 1517 M, kota itu sempat tenggelam. Kairo kembali menggeliat ketika pada awal abad modern, Muhammad Ali memimpin Mesir. Kota itu pun menjelma sebagai pusat pembaruan Islam zaman modern. Demikianlah perjalanan panjang kota Kairo.
Sejarah Kairo
Pemukiman awal
Daerah Kairo saat ini , terutama Memphis, sudah lama menjadi titik fokus dari Mesir Kuno karena lokasinya yang strategis hanya hulu dari Delta Nil. Namun, asal-usul kota modern umumnya ditelusuri kembali ke serangkaian permukiman di milenium pertama. Sekitar pergantian abad ke-4, Memphis lambat laun menjadi kota yang tergeser semenjak kedatangan orang Romawi.Orang Romawi mendirikan sebuah kota benteng di sepanjang tepi timur Sungai Nil. Benteng ini, yang dikenal sebagai Babel, tetap sebagai struktur tertua di kota Kairo. Hal ini juga terletak pada inti dari komunitas Kristen Koptik Mesir, yang terpisah dari gereja Romawi dan Byzantium pada abad ke-4 akhir. Banyak gereja tertua Kairo Koptik, termasuk Gereja Hanging, yang terletak di sepanjang dinding benteng di bagian kota yang dikenal sebagai Koptik Kairo.
Khalifah Muiz segera mendirikan kota Kairo pada tahun 359 H. Kota ini dibangun diatas sebidang tanah seluas 170 ha. Dikelilingi oleh pagar batu bata yang berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisinya 1200 yard. Sejarah kota Kairo bermula dari penaklukan Islam atas Mesir oleh Amru bin Ash pada tahun 21 H. Sudah menjadi tradisi kaum muslimin untuk membangun ibu kota baru untuk setiap daerah yang mereka taklukan. Letak ibu kota itu mereka sesuaikan dengan kepentingan Islam. Amru bin Ash telah mendirikan kota Fusthath yang terletak disebelah utara benteng Babilion, tempat utara Amru bin Ash mendirikan kemah untuk pertama kali. Setelah pemeritah Islam berpindah ke dinasti Bani Abbas, mereka mendirikan ibukota baru yang terletak di arah timur laut dari kota Fusthath dan mereka namai dengan Al-Hamra’ Al Qushwa. Setelah itu, Fadal bin Saleh mendirikan kota Askar. Hari demi hari kota tersebut semakin besar dan akhirnya menyatu dengan kota Fusthat. Pada tahun 256 H.Ahmad bin Thouloun pun membangun kota Qatha’i yang penataanya mirip dengan kota Samara.
Bangunan bersejarah Kairo
Belakangan, Kairo dikuasai oleh dinasti Fatimiah. Jauhar Shaqali, panglima perang Sejak awal, Kairo terkenal dengan keindahan bangunan-bangunannya. Pemerintahan dinasti Fatimiah, Ayubiah dan Mamalik, silih berganti membangunnya dengan arsitek yang paling bagus. Sepanjang sejarah, kota Kairo terus mengalami perluasan dan pembangunan, terutama pada masa pemerintahan sultan Salahuddin Al-Ayubi. Di antara monumen Islam yang ada di Kairo adalah mesjid jami’ Amru bin Ash dan mesjid Al Azhar. Kairo, kota Afrika pertama yang dimasuki Islam ini. Sepanjang sejarah terkenal dengan banyak mesjid, hingga biasa dijuluki dengan kota seribu menara. Disitu juga banyak dibangun pasar, rumah sakit, taman, perpustakaan dan madrasah-madrasah lama, terutama pada masa Salahuddin. Bangunan penting lain di bagian kota adalah: Hakimova masjid, madrasah dan makam Sultan Ghaurího, sejarah Mamluk House Beit Suhaj dan paling terkenal Kairo Al-Azhar Masjid. masjid ini dibangun pada 970 Pada 988 saat masjid didirikan universitas. Ini adalah universitas tertua yang masih berfungsi di dunia. Di jantung Kairo Islam adalah Afrika bazaar terbesar Bazaar Khan Al-Khalili. Di ujung utara yang merupakan sisa-sisa pasar utama 1382 Islam Cairo Pada tahun 1979 UNESCO World Heritage List. Na Mukkatám bukit terdapat sebuah benteng benteng luas, yang didirikan pada 1176 Di paruh kedua 19 benteng abad ke markas besar para penguasa Mesir. Karya yang paling menarik adalah masjid alabaster Benteng itu, Masjid Sultan an-Nasir Muhammad Masjid Sulaiman.
Dalšími tempat menarik di Kairo adalah sebuah situs arkeologi dari Heliopolis, Cairo Tower, Selatan Kota Mati, kota mati Utara, kota atau Koptik Masjid Ibnu Tulúnova. Menara Kairo adalah 186 m TV menara tinggi dan observasi. Menara ini mengambil bentuk sebuah bunga teratai. Selatan Kota Mati awalnya kuburan. bangunan lokal adalah monumen tertua dari Kairo 11 untuk 13 abad. Paling menarik adalah masjid dengan makam Sayyid Nafis khalifah, makam penguasa Mesir, daerah masjid al-Cush Bass atau makam Imam abu-Šáfi'a. Dasar mati Utara terdiri dari tiga kompleks, yang terkubur Sultan malúctí. Triwulan Kristen Koptik kota adalah di lapangan benteng mantan Babel. Kami menemukan Biara Yunani St. George dan Gereja Perawan Maria, Vol. Dan St Barbara. Sergio. Di Mesir Koptik adalah sinagog tertua Ben Ezra. Didirikan pada tahun 827 Ibnu Tulúnova masjid tertua di Kairo berfungsi masjid. Itu dibangun antara 876 dan 879
Khazanah peradaban masa lalu telah mengangkat Mesir ke pentas sejarah dunia. Kekayaan budaya dan warisan sejarah yang ada, membuat Mesir menjadi luar biasa.Pyramid dan Firaun, dua kata yang nampaknya sudah lekat dengan Mesir. Setiap orang yang mendengar kata “Mesir” atau akan berkunjung ke Mesir, maka yang terlintas dalam pikiran mereka adalah pyramid atau Raja Firaun. Seolah tak lengkap rasanya, jika wisata ke Mesir kalau tidak mampir ke Pyramid, sekedar “napak tilas” jejak Firaun.
Sebagai negara tempat kelahiran peradaban pertama tertua di dunia, Mesir memang sangat mengandalkan sektor wisata budaya. Setiap jengkal tanah yang dipijak, seolah mengisahkan peristiwa sejarah tersendiri. Seakan-akan berjalan menelusuri sebuah museum raksasa yang menyimpan ribuan peninggalan sejarah berbagai peradaban, mulai dari Mesir Kuno (Koptik), Firaun (Pharaos), Yunani (Hellenisme), Romawi hingga peradaban Islam.
Jalan-jalan ke Mesir, memang sangat menarik. Selain biayanya relatif murah, ketatnya aparat keamanan membuat nyaman para turis. Bisa dikatakan bahwa di setiap tikungan jalan, pasti ada aparat yang berjaga. Obyek wisata di Mesir, tidak hanya meliputi peninggalan peradaban kuno, tetapi juga meliputi wisata agama dimana kita dapat melihat peninggalan beberapa Nabi. Nabi Isa dan ibunya Maria, konon, pernah pergi ke Mesir saat dikejar-kejar Herod. Tempat persinggahan pertama mereka adalah di bawah pohon di daerah Mattaria, pinggir kota Kairo. Pohon itu kini dikenal dengan Pohon Bunda. Mereka juga pernah singgah di gua Dirunka. Kini, biara Al Adhra berdiri di depannya. Sedangkan persinggahan terakhir mereka adalah Biara el Muharraq, di Asyut, kini kota propinsi 380 km timur Kairo. Pada bulan-bulan tertentu ribuan peziarah datang ke tempat-tempat ini. Di kawasan semenanjung Sinai, terdapat juga Biara Katrin dan Bukit Musa. Selain untuk melihat tempat Nabi Musa menerima 10 perintah Allah, kita juga dapat melihat matahari terbit dan pemandangan indah Gurun Sinai. Di daerah ini juga kita bisa mengunjungi mata air Nabi Musa, tempat beliau mengetukkan tongkanya untuk mendapatkan air, seperti yang diceritakan dalam Alkitab. Tempat itu kini populer dengan sebutan Uyun Musa.
Di Kairo, wisatawan muslim dapat berziarah ke mesjid-mesjid bersejarah. Diantara mesjid kota Kairo yang sering dikunjungi para wisatawan adalah Mesjid Hussein yang didalamnya ada makam kepala sayyidina Hussein, cucu Rasulullah saw. Juga mesjid Sayyidah Zainab, Mesjid Sayyidah Aisyah, serta mesjid Imam Syafei.Untuk mengunjungi lokasi-lokasi wisata di Mesir, Anda dapat menggunakan jasa travel-travel wisata yang jumlahnya sangat banyak. Di setiap ruas jalan sekitar kawasan Tahrir Square, pusat kota Kairo, Anda akan menemukan deretan kantor-kantor biro perjalanan. Mereka menyediakan paket-paket perjalanan wisata untuk semua rute wisata di Mesir, dari sekedar paket wisata perahu sungai Nil (Nile Cruiser) di kota Kairo, hingga obyek wisata Luxor. Untuk tujuan wisata sekitar kota Kairo, mereka menyediakan paket-paket wisata setiap hari. Harganya pun relatif murah.
Kota ini amat kaya dengan peninggalan sejarah Mesir dan sarat berbagai bangunan kuno. Penyair Yunani terkenal, Homerus menyebut kota ini dengan nama “kota seratus pintu”, karena banyaknya pilar-pilar di seluruh penjuru kota. Selanjutnya, nama tersebut terus berkembang hingga orang Arab menyebutnya Al Aqshar (istana-istana). Di kota ini, terdapat Kuil Luxor, yang dibangun oleh Amenhotep III, sekitar tahun 1400 SM. Pintu gerbangnya dijaga oleh dua patung Ramses berukuran raksasa dalam posisi duduk. Ada pula dua obelisk (tugu lancip), salah satunya masih berdiri megah, namun satu lagi ada di Concord Square, Paris, yang dibawa para tentara Perancis kala mereka menduduki Mesir. Dalam kuil ini, ada taman Ramses II yang dikitari oleh 32 tiang raksasa. Selain Kuil Luxor, ada juga Thariq Kibasy, yaitu jalan setapak antara Kuil Luxor dengan Kuil Karnak sepanjang 3 km. Diantara kedua tepian jalan itu terdapat patung-patung saling berhadapan, dengan tubuh singa dan berkepala kibasy (domba), sebagai simbol Raja Amon.
Masuknya Islam di Kairo
Islam menyentuh wilayah Mesir pada 628 Masehi. Ketika itu Rasulullah mengirim surat pada Gubernur Mukaukis -yang berada di bawah kekuasaan Romawi-mengajak masuk Islam. Rasul bahkan menikahi gadis Mesir, Maria.
Pada 639 Masehi, ketika Islam di bawah kepemimpinan Sayyid Umar bin Khattab, 3000 pasukan Sayyid Amru bin Ash memasuki Mesir dan kemudian diperkuat pasukan Sayyid Zubair bin Awwam berkekuatan 4000 orang. Mukaukis didukung gereja Kopti menandatangani perjanjian damai. Sejak itu, Mesir menjadi wilayah kekuasaan pihak Islam. Di masa kekuasaan Keluarga Umayah, dan kemudian Abbasiyah, Mesir menjadi salah satu provinsi seperti semula.
Mesir baru menjadi pusat kekuasaan -dan juga peradaban Muslim-baru pada akhir Abad 10
Muiz Lidinillah membelot dari kekuasaan Abbasiyah di Baghdad, untuk membangun kekhalifahan sendiri yang berpaham Syi'ah. Ia menamai kekhalifahan itu Fathimiah -dari nama putri Rasul yang menurunkan para pemimpin Syi'ah, Sayyidah Fatimah
Pada masa kekuasaannya (953-975), Muiz menugasi panglima perangnya, Jawhar al-Siqili, untuk membangun ibu kota.
Di dataran tepi Sungai Nil itu kota Kairo dibangun. Khalifah Muiz membangun Masjid Besar Al-Azhar (dari asal kata "Al-Zahra", nama panggilan Sayyidah Fatimah al-Zahro) yang dirampungkan pada 17 Ramadhan 359 Hijriah, 970 Masehi. Muiz dan para penggantinya, Aziz Billah (975-996) dan Hakim Biamrillah (996-1021) sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Peradaban berkembang pesat. Kecemerlangan kota Kairo -baik dalam fisik maupun kehidupn sosialnya-mulai menyaingi Baghdad. Khalifah Hakim juga mendirikan pusat ilmu Bait al-Hikam yang mengoleksi ribuan buku sebagaimana di Baghdad.
Pada 564 Hijriah atau 1167 Masehi, Sayyid Salahuddin al-Ayyubi mengambil alih kekuasaan Fathimiyah. Tokoh Kurdi yang juga pahlawan Perang Salib tersebut membangun Dinasti Ayyubiyah, yang berdiri disamping Abbasiyah di Baghdad yang semakin lemah. Hal ini terjadi dikarenakan gangguan politik yang terus-menerus dari wilayah sekitarnya menjadikan wibawa Fathimiyah merosot. Sayyid Salahuddin tidak menghancurkan Kairo yang dibangun Fathimiyah. Ia malah melanjutkannya sama antusiasnya. Ia hanya mengubah paham keagamaan negara dari Syiah menjadi Sunni. Sekolah, masjid, rumah sakit, sarana rehabilitasi penderita sakit jiwa, dan banyak fasilitas sosial lainnya dibangun. Pada 1250 -delapan tahun sebelum Baghdad diratakan dengan tanah oleh Hulagu. Kemudian kekuasaan diambil alih oleh kalangan keturunan Turki, pegawai Istana keturunan para budak (Mamluk). Sekarang yang dikenal dengan Dinasti Mamalik.
Di Istana, saat itu terjadi persaingan antara militer asal Turki dan Kurdi. Sultan yang baru naik, Turansyah, dianggap terlalu dekat dengan Kurdi. Tokoh militer Turki, Aybak bersekongkol dengan ibu tiri Turansyah yaitu Syajarah. Turansyah dibunuh. Aybak dan Syajarah menikah. Namun Aybak juga membunuh Syajarah, dan kemudian Musa, keturunan Ayyubiyah, yang sempat diangkatnya.
Di saat Aybak menyebar teror itu, tokoh berpengaruh Mamluk bernama Baybars mengasingkan diri ke Syria. Ia baru balik ke Mesir, setelah Aybak wafat dan Ali -anak Aybak-mengundurkan diri untuk digantikan Qutuz.
Qutuz dan Baibars bertempur bersama untuk menahan laju penghancuran pasukan Hulagu [salah satu anaknya Zengis Khan]. Di Ain Jalut, Palestina, pada 13 September 1260 mereka berhasil mengalahkan pasukan Mongol itu.
Barbar Timur Lenk melakukan invasi ke Barat. Namun Sultan Barquq berhasil menahan laju pasukan Mongol tersebut. Dengan demikian dinasti Mamalik telah dua kali berhasil menghalang invasi dari pasukan Mongol.
Kesultanan Usmani di Turki menyerbu Kairo dan mengakhiri sejarah 47 sultan di Dinasti Mamluk [Mamalik] tersebut.
Agama
Sebagian besar penduduk adalah Muslim Sunni. Al-Azhar adalah otoritas terkemuka Islam Sunni. Jumlah masjid di kota ini berkembang. Kebanyakan orang Kristen Koptik. Sampai kematiannya pada Maret 2012, Paus Shenouda III dari Alexandria adalah pemimpin dari Gereja Ortodoks Koptik, yang memiliki kediamannya di Kairo. Kairo memiliki sinagog beberapa, tetapi hanya beberapa orang Yahudi tetap setelah Israel didirikan, dan penganiayaan diintensifkan. Ketegangan antara anggota dari berbagai agama telah meningkat baru-baru ini.
Ekonomi
Bangunan tua di pusat kota Kairo. Di tengah adalah patung Talaat Harb Pasha, bapak ekonomi Mesir yang modern
Kairo juga dalam segala hal pusat Mesir, seperti yang telah hampir sejak didirikan pada tahun 969 Masehi. Mayoritas perdagangan bangsa yang dihasilkan di sana, atau melewati kota. Sebagian besar rumah-rumah penerbitan dan media dan hampir semua studio film yang ada, seperti setengah dari tempat tidur rumah sakit nasional dan universitas. Hal ini telah memicu pembangunan yang cepat di gedung kota-satu dari lima kurang dari 15 tahun.
Pertumbuhan menakjubkan sampai saat ini melonjak jauh di atas jasa kota. Rumah, jalan, listrik, telepon dan saluran pembuangan layanan yang semua tiba-tiba dalam pasokan pendek. Analis mencoba untuk memahami besarnya perubahan istilah diciptakan seperti "hiper-urbanisasi".
Jejak Ilmu Pengetahuan di Bumi Cairo
Laiknya tiga metropolis intelektual era abad pertengahan, seperti Baghdad, Cordoba, dan Bukhara, dari Kairo juga muncul sederet ilmuwan Muslim yang berpengaruh. Pasalnya, pada era kejayaan Dinasti Fatimiyah dan Mamluk Cairo telah menjadi kota tempat berkumpulnya para ilmuwan serta sarjana yang melakukan kegiatan ilmiah.Memasuki abad modern, Kairo juga telah melahir sejumlah pemikir pembaruan Islam. Berikut adalah beberapa nama di antara sederet ilmuwan dan sarjana serta pemikir pembaruan Islam yang muncul dari pusat peradaban Islam di benua Afrika itu: Kairo juga banyak menghasilkan tokoh-tokoh ilmuan terkenal dalam berbagai bidang. Dalam bidang hukum Islam terkenal Imam Syafi’i, Imam mazhad fikih terbesar, Lais bin Saad, imam penduduk Mesir dan Abul Qasim Abdurrahman bin Abdullah, ahli sejarah, ilmu pengetahuan dan hadis. Dalam bidang linnguistik Arab terkenal Jalaluddin As-Suyuti yang terkenal dalam ilmu hadis, tafsir dan ilmu Alquran, Ibnu mandhur, pengarang kamus Lisanul Arab, Az-zubaidi, pengarang kamus Tajul Arus, Al-Maqrizi, Ibnu Hisyam, Ibnu Hajar dan lain-lain. Dalam bidang kedokteran terkenal Daud Al-Inthaki dan muwaffaquddin Abu nasr yang terkenal dengan Ibnu Ain Az-zirbi. Banyak juga muncul ilmuwan dalam bidang ilmu pasti dan alam. Seperti Ibnu Haisam dan Ibnu Tunus
* Ibnu Al-Haytham
Dialah peletak dasar-dasar teori optik modern. Orang barat menyebutnya Al-Hazen. Lewat karya ilmiahnya, Kitab Al Manadhir atau Kitab Optik, ia menjelaskan berbagai ragam fenomena cahaya termasuk sistem penglihatan manusia. Selama lebih dari 500 tahun, Kitab Al Madahir terus bertahan sebagai buku paling penting dalam ilmu optik.
* Ibnu Al-Baytar
Nama lengkapnya Abdullah Ibnu Ahmad Ibnu Al-Baytar. Dia adalah ahli botani sekaligus ahli obat-obatan terhebat banyak melakukan penelitian dan kegiatan ilmiah di Cairo. Dia berhasil mengumpulkan dan memberikan catatan terhadap lebih dari 1.400 jenis tanaman obat. Dialah ahli Botani terkemuka di Arab.
* Jamaluddin Al-Afghani
Dia adalah seorang pemikir pembaruan Islam yang secara lantang menyuarakan pentingnya menegakkan solidaritas pan-Islam dan pertahanan terhadap imperialisme Eropa dengan kembali kepada Islam. Dalam perlawanannya terhadap penjajah imperialisme Barat, Jamaluddin mengobarkan semangat persatuan Islam dengan jalan mengajak kembali kepada Al-Qur’an serta menghilangkan bid’ah dan khurafat.
* Muhammad Abduh.
Muhammad Abduh adalah seorang pemikir muslim dari Mesir, dan salah satu penggagas gerakan modernisme Islam. Ia belajar tentang filsafat dan logika di Universitas Al-Azhar, Kairo, dan juga murid dari Jamaluddin Al-Afghani, seorang filsuf dan pembaharu yang mengusung gerakan Pan-Islamisme untuk menentang penjajahan Eropa di negara-negara Asia dan Afrika.
* Sayyid Qutub
Sayyid bin haji Qutub bin Ibrahim, lahir tahun 1906 di sebuah desa bernama Qaha di wilayah Asyith, Mesir. Ideologi Islam dikemukakan Qutub sebagai ideology alternatif. Baginya tak ada jalan lain kecuali menegakkan Islam. Dalam bukunya Hadza al-Din, dia menegaskan bahwa Islam satu-satunya agama wahyu dan di amin kebenarannya dan dapat meningkatkan harkat manusia dan membebaskan dari berbagai ikatan daerah dan keturunan.
* Mahmud Syaltut
Syekh Mahmud Syaltut adalah salah seorang pemikir asal di Mesir. Ia memberi kontribusi dalah bidang hukum Islam. Mahmud Syaltut mengemukakan sebuah risalah tentang pertanggungjawaban sipil dan pidana Islam.
Para Khalifah Dinasti Fatimiyah Penguasa Cairo
* Khalifah Ubaidilah Al-Mahdi (910-934). Dia adalah pendiri Dinastii Fatimiyah
* Abu al-Qasim Muhammad al-Qa’im bi-Amr Allah bin al-Mahdi Ubaidillah (934-946)
* Isma’il al-Mansur bi-llah (946-953)
* Abu Tamim Ma’add al-Mu’izz li-Din Allah (953 M – 975) M. Mesir ditaklukkan semasa pemerintahannya
* Abu Mansur Nizar al-’Aziz bi-llah (975 M – 996 M)
* Abu ‘Ali al-Mansur al-Hakim bi-Amr Allah (996M – 1021 M)
* Abu’l-Hasan ‘Ali al-Zahir li-I’zaz Din Allah (1021 M – 1036 M)
* Abu Tamim Ma’add al-Mustanhir bi-llah (1036 M – 1094 M)
*Al-Musta’li bi-llah (1094 M – 1101 M). Pertikaian atas suksesinya menimbulkan perpecahan Nizari.
* All-Amir bi-Ahkam Allah (1101 M – 1130 M). Penguasa Fatimiyah di Mesir setelah tak diakui sebagai Imam oleh tokoh Ismailiyah Mustaali Taiyabi.
* Abd al-Majid (1130 M – 1149 M)
* Al-Wafir (1149 M – 1154 M)
* Al-Fa’iz (1154 M – 1160 M)
* Al-’Adid (1160 M – 1171 M): Setelah jatuhnya Al-`Adid, kekuasaan Dinasti Fatimiyah selama 200 tahun berakhir.
Kairo kota Wisata
Berjuta cerita bersejarah menggambarkan Mesir Kuno pada masa lalu. Budayanya yang memesona, sebagai pusat pengembangan Islam yang moderat. Dari pluralisme, modernisasi Terusan Suez, hingga gegap gempita hiburan Sungai Nil sepanjang malam. Kairo kota yang kaya sejarah peradaban dunia.
Berkunjung ke Kairo Mesir, menurut beberapa orang serasa mengelilingi dunia. Ternyata anggapan tersebut terbukti bagi siapapun yang telah menginjakkan kakinya di kota ini setelah mengeksplorasi situs-situs bersejarah. Bahkan walaupun Anda hanya berkunjung dalam waktu singkat selama 4 sampai 10 hari. Mengapa 4 hari saja cukup? Karena bagi Anda yang berkunjung karena tugas pekerjaan, waktu singkat dapat digunakan hingga larut malam untuk menyaksikan atraksi unik dan mendatangi museum peninggalan Mesir Kuno cukup di dalam Kota Kairo. Namun, wisatawan yang memiliki waktu panjang dapat berkunjung ke Alexandria, Ismailia, hingga menelusuri Sungai Nil sampai Luxor.
Pemandangan gurun pasir sebagai ciri khas Benua Afrika terhampar luas di sepanjang jalan menuju Kairo dari utara. Walaupun berbeda pemandangannya ketika melewati Laut Merah yang memantulkan warna biru yang dikelilingi tebing-tebing curam kecokelatan. Kesibukan kapal laut lalu lalang di Laut Merah yang membelah Benua Asia dan Benua Afrika menandakan beberapa menit lagi pesawat akan mendarat Cairo International Airport. Bandaranya tepat di pusat Kota Kairo. Bandara Kairo Internasional yang terdiri atas 3 terminal ini tampak megah, khususnya di terminal 3 yang masih baru. Desain konstruksi bangunannya perpaduan antara Eropa dan Mesir sebagai simbol dominan yang menggambarkan kejayaan raja-raja Mesir.
Memahami budaya orang Mesir, dapat diketahui sejak berurusan dengan pihak imigrasi, menggunakan jasa taksi dan suasana di jalan raya. Watak warga Kairo adalah keras dan tidak disiplin. Saling zigzag, suara klakson mobil dan omelan di antara pengendara adalah pemandangan biasa sepanjang hari. Namun, tanpa ada perkelahian karena warga Kairo meyakini pihak yang memukul orang lain adalah kejahatan berat.
Lain warung lain menunya, lain kota lain pula aturannya. Mesir adalah salah satu negara yang memiliki gaya kepemimpinan otoriter dengan kekuasaan berlangsung puluhan tahun dengan rezim yang sama. Hal ini praktis mewarnai roda kehidupan masyarakatnya sehari-hari, yaitu aman, tenang, dan tanpa gejolak berarti. Aman di sini berarti tanpa copet terhadap turis, pencurian barang, termasuk tukang palak atau pengemis di jalanan.
Kairo dikenal memiliki sejarah perkembangan kejayaan kerajaan Islam sejak ratusan tahun silam. Istilah Kota Seribu Menara pun pantas disandangnya karena berbagai corak menara yang terhampar di setiap mata memandang menjadi ciri khas Kairo. Adapun menara yang tertinggi adalah Kairo Tower, sedangkan yang terendah adalah simbol kuburan dari Islam, Kristen, dan Yahudi. Istilah Kota Seribu Menara pada hakekatnya melambangkan jumlah menara masjid bersejarah yang didirikan sejak jaman kebesaran khalifah yang memimpin ketika itu.
Hal ini dapat diketahui melalui desain menaranya, yang beraneka ragam sebagai pertanda siapakah yang memerintah dan mendirikan masjid tersebut. Pemerintah Mesir menjunjung tinggi pluralisme bagi warga negaranya dalam meyakini kepercayaannya. Sebab itu letak masjid dan gereja yang berdampingan menjadi sorotan menarik untuk melukiskan toleransi beragama yang kuat bagi masyarakat Mesir.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama memutuskan datang ke Kairo sebagai kota pertama kali yang dikunjunginya dalam lawatan hubungan internasional. Hal ini sebagai wujud kepedulian dan menarik simpati pada dunia Islam. Namun mengapa Kairo yang dipilih? Tentu berdasarkan perhitungan yang sangat matang. Mungkin salah satu alasannya karena Mesir memiliki kekuatan berpengaruh di antara negara-negara Arab, sebagai negara sekuler yang masyarakatnya menganut Islam yang moderat.
Apabila ribuan menara di Kairo merujuk pada peradaban Mesir Kuno dan kejayaan kerajaan Islam pada masa lampau, zaman sekarang simbol Kota Kairo juga dikenal dengan Kota Sejuta Parabola. Hal itu karena perubahan sosial masyarakat Kairo yang diukur dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Rumah warga Kairo seluruhnya menempati apartemen yang dibangun oleh pemerintah atau pihak swasta. Setiap apartemen bisa dihuni puluhan hingga ratusan keluarga. Tren sekarang, bagian atas setiap apartemen di Kairo dipenuhi antena parabola untuk menerima gambar dari satelit. Hal ini menunjukkan gairah warga yang ingin mendapatkan variasi informasi dan hiburan dari mancanegara.
Selain karena kemajuan teknologi informasi danm media yang pesat, parabola diminati warga Kairo karena mereka merasa program siaran televisi dalam negeri membosankan dan monoton. Sebab itulah kecanggihan teknologi dan keingintahuan warga untuk meningkatkan wawasan menjadi penyulut tumbuhnya parabola yang jumlahnya konon telah jutaan di Kota Kairo.
Adapun geliat ekonomi dan hiburan di Kota Kairo meningkat justru pada malam hari. Sejak matahari terbenam, semarak warga untuk keluar rumah menuju berbagai aktivitas, seperti pesat rakyat, festival, dan atraksi budaya tradisional khas Mesir akan disajikan pada malam hari hingga larut malam menjelang subuh. Sida peninggalan kolonial Perancis sangat kentara di Kota Kairo, khususnya di daerah downtown. Lokasinya berada di pusat kota dengan blok-blok bangunan yang rapi dipisahkan dengan persimpangan jalan yang simetris. Setiap persimpangan jalan tersebut dihiasi pula dengan pemandangan patung pahlawan Mesir yang diletakkan di posisi tengah perimpangan jalan. Hal itu sebagai penghormatan sekaligus memperindah kota.
Gedung-gedung berjejer hampir sama tingginya di sepanjang jalan downtown dengan gaya arsitektur Perancis. Pintu dan jendela gedung yang tinggi-tinggi dihiasi ukiran-ukiran romantis arsitektur Eropa. Atau lebih jelasnya, suasana downtown mirip lanskap kota Paris. Karena yang mendesain Kota Downtown menurut beberapa pemilik toko, memang para ahli arsitektur yang khusus didatangkan pihak kolonial ketika itu. Downtown sejak pagi hari telah ramai dikunjungi karena lokasinya berada di pusat kota, berdekatan dengan pusat pemerintahan, beberapa gedung bersejarah, dan Museum Firaun
Wajib di kunjungi saat berada di Mesir adalah:
Aswan
Aswan, terletak 904 km dari Kairo adalah kota tujuan wisata musim dingin yang memiliki panorama alam sangat indah. Di sini terdapat bendungan terbesar di dunia, Bendungan Tinggi Aswan, yang dibangun untuk menjaga Mesir dari banjir besar, dan menjadi simbol kehebatan arsitektur abad 20. Panjang bendungannya 360 meter, dengan ketinggian 111 meter dari dasar sungai. Lebarnya mencapai 40 meter. Ada juga danau Nasser, yang memanjang lebih kurang 500 km, dengan lebar rata-rata 10 km, terbentuk dari saluran Bendungan Aswan. Salah satu peninggalan Mesir Kuno di Aswan yang paling terkenal adalah Kuil Abu Simbel, di ujung wilayah Mesir, atau 1184 km dari Kairo. Kuil ini dibangun oleh Ramses II, tingginya 33 meter, lebar 38 meter dan dijaga oleh empat patung raksasa Ramses II denga ketinggian masin-masing 20 meter.
Dalam kuil ini terdapat sejumlah nisan dan tugu, diantaranya tugu perkawinan Ramses II dengan puteri Raja Haitsiyin. Seni arsitektur bernilai tinggi dan menakjubkan, dapat Anda temukan di kuil ini. Didalamnya juga ada sebuah ruangan bernama Qaddsul Aqdas (tempat tersuci), berisikan patung-patung Ramses. Yang menakjubkan dari ruangan ini, sinar matahari tidak pernah masuk ruangan sepanjang tahun kecuali hanya dua hari, yaitu setiap tanggal 21 Februari (hari kelahiran Ramses) dan 22 Oktober (Hari penobatan Ramses sebagai raja Mesir). Ini adalah bukti keahlian arsitek Firaun yang berhasil menghubungkan posisi bangunan dengan ketepatan perhitungan perjalanan matahari.Menapakkan kaki di Mesir, hanya decak kagum yang bisa terungkap, keindahannya tidak saja habis pada peninggalan sejarah dan tempat-tempat suci. selain gurun, Mesir juga memiliki panorama Pantai yang asri.
Pesona Alexandria
Alexandria memiliki kenangan sejarah kegemilangan yang juga masih bisa bertahan hingga sekarang, walaupun mengalami pasang surut sejarah penentuan jati dirinya. Di balut pesona pantai laut Mideterania yang bagaikan surga, intan permata bahkan zambrut mideterania (pearl of Mideterania). Terhampar di sebelah barat laut delta Nil. Alexandria mulanya merupakan sebuah perkampungan nelayan, bernama Pharoas, kampung ini memiliki pantai yang indah, Alexandria bernama lain Iskandariah
Kota pinggir laut, Alex (nama populer.red) membentang sepanjang laut Mediterania sekitar 20 km lebih. Berjalan melalui indahnya tepi Kornise dan merasakan kepuasan hati di setiap sudut kota iskandariyah yang akan membawa Anda ke pusat kota. Iskandariyah merupakan tempat yang paling diminati dan paling digemari sebagai tempat peristirahatan selama liburan musim panas di timur tengah. Selama musim panas angin sepoi-sepoi di pantai, dan pada musim dingin, cahaya matahari memantulkan sinarnya ke pasir pantai yang putih bersih. Ketika Anda datang ke Iskandariyah, kapanpun itu, untuk tujuan sejarah atau sekedar berlibur, Anda akan melihat lebih dari sebuah kota.
Alexandria merupakan kota terbesar kedua di Mesir setelah Kairo, dan menjadi ibukota pemerintahan Al Iskandariah. Alexandria memiliki magnet bagi penduduk lain di belahan dunia manapun. Alexandria kota kedua setelah Roma dalam luas dan kekayaan. Dalam warna kehidupannya menunjukkan atmosfer Mediterania daripada Timur Tengah. Kota tersebut merupakan kota perdagangan, kota kosmopolitan dan budaya Bohemian yang dirintis oleh imigran dari Yunani Italia. Banyak manusia berdatangan ke taman impian ini. Pendudukpun menyambut dengan keramahtamahan demi kotanya, mereka rela berjam-jam melukiskan tempat-tempat wisata di Alexandria. Didukung dengan jasa transportasi dan penginapan yang murah. Dapat ditempuh dalam 2 jam dengan kereta api dan 2 setengah jam dengan berbus ria dari Kairo.
Obyek Wisata di Alexandria
Pantai - Museum Permata - Perpustakaan Terbesar dan Termegah - Istana dan Taman Raja Faruq - Taman el-ma’mouria - Monumen-Monumen Firaun di Kairo
Piramid Sakkara
Piramid ini dibangun oleh zoser, raja pertama dari dinasti ke III. Piramid ini terletak di daerah Sakkara, 27 km dari pusat Kairo.
Piramid Giza
- Cheops
- Chevren
- Menkaura
- Spinx
Jika liburan kali ini merupakan ziarah tidak ada salahnya jika Anda mengunjungi tempat-tempat yang Hers tampilkan kali ini. Melewati paskah di negeri cleopatra ini merupakan moment yang langka dan memberikan pengalaman berlibur yang mengesankan.
Monumen-Monumen Kristen.
- Gereja Al-Mu’allaqa
- Gereja Virgin
- Gereja Katedral Santa Marc
Museum Koptik
Museum ini merupakan bukti sejarah perjalanan penyebaran Kristen Koptik di Mesir. Di dalamnya terdapat beberapa benda dan buku lama yang menyengkut Kristen Koptik.
Tempat Pertunjukan dan Museum di Kairo
Cairo Tower
Sound and Light
Museum Nasional Mesir / Tahrir
Museum Coptic
Museum Islam
Museum Militer
Museum Mamalek
Museum Kereta Kuda
Cairo Opera House
Museum Istana Manial
Pharaonic Village
Panorama Oktober
Obyek Wisata di Sinai
Bukit Thursina
Tempat Mandi Firaun
Tempat Mandi Ratu Cleopatra
Benteng Mesir ketika melawan Israel
Tempat ‘bersemedi’ Nabi Musa ketika menerima wahyu
Belanja & Souvenir
Jika Anda sudah puas dengan wisata sejarah dan ziarah, jangan lewatkan pasa khan khalili. Pusat perbelanjaan ini terletak di dekat masjid Hussein dan masjid al Azhar, kota kairo, merupakan pusat perbelanjaan tradisional yang menjual barang-barang antik. Kawasan peebelanjaan ini sangat luas, terdiri dari gedung-gedung tua dan toko-toko kecil di sepanjang jalan, dan lorong-lorong yang berkelok-kelok. Di lokasi tersebut dapat di temui barang-barang antik khas Mesir, hasil kerajinan tangan dan kuulit, kuningan, tembaga, tenun, ukiran ala blaster, papyrus, kursi unta dan berbagai macam perhiasan seperti batu permata, batu cincin, emas dan perak.Papyrus adalah sebuah kertas yang terbuat dari rumput-rumput Nil, berfungsi sebagai media komunikasi semenjak zaman Mesir Kuno. Hingga kini kertas papyrus masih digunakan sebagai dasar lukisan atau kaligrafi. Benda yang biasa di jadikan kenang-kenangan khas Mesir ini, di jual dengan harga beragam. Barang-barang souveniir lainnya pun di jual dengan relatif murah. Ukiran-ukiran piring kuningan, bergambar Firaun. Jika Anda pandai menawar atau basa-basi memuji sang pedagang maka Anda bisa mendapatkan harga lebih murah, hal ini tidak terlepas dari watak umum orang Mesir yang suka di puji.
Pasar Khan Khalili sangat kental dengan corak budaya Timur Tengah. Selain berisi komplek pertokoan, pasar Khan Khalili juga meyediakan kafe-kafe minuman. Para wisatawan dapat menikmati syisya (cara merokok khas mesir yang dihisap melalui pipa yang disambungkan ke dalam tabung kaca berisi air). Aroma rokoknya bermacam-macam, mulai dari rasa tawar, mint, atau rasa buah-buahan. Di pasar ini juga, para wisatawan dapat menimkmati berbagai makanan khas Timur Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar