Kurang lebih dari
1,5 km dari Maqam Imam Syafi’i,terdapat maqam ulama Hadits yang karyanya
menerangi jagat raya ini yaitu Ibnu Hajar Al-Asqolani yang saking besarnya namanya, para ulama
bersepakat memberi beliau gelar Amirul
Hadits pemimpin para ulama hadits karena kepiawannya dan kehati-hatiannya
dalam menukil hadits sehingga buku-buku karya beliau bersih tidak di ragukan
lagi kesohihan haditsnya. Kepakaran al Hafizh Ibnu Hajar sangat terbukti.
Beliau mulai menulis pada usia 23 tahun, dan terus berlanjut sampai mendekti
ajalnya. keistimewaan-keistimewaan yang jarang didapati pada orang lain. Oleh
karena itu, karya-karya beliau banyak diterima umat islam dan tersebar luas,
semenjak beliau masih hidup. Para raja dan amir biasa sering memberikan hadiah
dengan kitab-kitab Ibnu hajar Rahimahullah. Bahkan sampai sekarang, kita dapati
banyak peneliti dan penulis bersandar pada karya-karya beliau.
Di
antara karya beliau yang terkenal ialah: Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari,
Bulughul Marom min Adillatil Ahkam, al Ishabah fi Tamyizish Shahabah, Tahdzibut
Tahdzib, ad Durarul Kaminah, Taghliqut Ta’liq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan
lain-lain.
Bahkan
menurut muridnya, yaitu Imam asy-Syakhawi, karya beliau mencapai lebih dari 270
kitab. Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan mendapatkan sampai
282 kitab. Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan
dirayat (kajian).
Kuburan beliau terletak di tempat
terpencil,kumuh dah bahkan tidak terawatt, terlihat di sisi kanan dan kiri
bangunan berpetak-petak mirip rumah kecil ala arab kuno orang badui saling
berhimpitan dan tidak bukan ia adalah perkuburan orang-orang mesir,pada setiap
keluarga,berkumpul dalam satu bangunan petak,di daerah ini biasa disebut dengan
Madinatul Maut ataupun kota
mati,Karen disini adalah perkuburan yang sangat luas,dan kebanyakan dari
bangunan perkuburan itu didiami oleh masing-masing keluarga orang Mesir yang
dating dari berbagai daerah pelosok-pelosok Mesir yang tidak mempunya rumah,mereka merantau ke
Cairo dan tidak mempunyai sanak saudara dan merekapun menumpangi perkuburang
sebagai rumah mereka.
Nama panjangnya Sihabuddin
Abul Fadl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Hajar,
al Kinani, al Asqalani, asy Syafi’i, al Mishri. ‘Asqalani
adalah nisbat kepada ‘Asqalan’, daerah Mesir dekat dengan jalur Gaza,beliau
dilahirkan pada tahun773 H,di sebut Ibnu Hajar karena Hajar artinya adalah Batu,pada
masa kecil Ibnu Hajar sangat sulit untuk menghafal,setiap apa yang di bacanya
untuk di ingat selalu lupa dan tidak pernah melekat di kepalanya,dikala beliau
berjalan sambil merenung,ia memperhatikan tetesan air yang jatuh di atas
batu,walaupunya hanya tetesan sedikit-sedikit batu yang keras saja bisa pecah
dan hancur,apalagi kalau otak di asah terus menerus,insyaAllah akan lunak fikir
beliau,ibunya wafat ketika beliau masih bayi, kemudian bapaknya menyusul wafat
ketika beliau masih kanak-kanak berumur empat tahun.
Sebelum wafat, bapaknya berwasiat kepada
dua orang ‘alim untuk mengasuh anaknya yang masih kecil itu. Dua ‘Alim itu
adalah Zakiyuddin al Kharrubi dan Syamsuddin Ibnul Qaththan al Mishri.Ibnu
Hajar tumbuh dan besar sebagai anak yatim piatu yang menjaga iffah (menjaga
diri dari dosa), sangat berhati-hati, dan mandiri dibawah kepengasuhan kedua
orang tersebut. Zaakiyuddin Abu Bakar Al-Kharubi memberikan perhatian yang luar
biasa dalam memelihara dan memperhatikan serta mengajari beliau. Dia selalu
membawa Ibnu Hajar ketika mengunjungi dan tinggal di Makkah hingga ia meninggal
dunia tahun 787 H.
Ibnu Hajar Al-Asqolani kecil giat belajar dan mempunyai cita-cita yang
tinggi,pada usianya yang ke 9 tahun beliau berhasil menghafalkan Al-Qur’an
dibawah bimbingan Syech Shadruddin Muhammad bin Muhammad bin Abdurrazaq
As-Safthi Al Muqri’,Ketika berumur 12 tahun ia ditunjuk sebagai imam shalat
Tarawih di Masjidil Haram pada tahun 785 H dan itu adalah kebanggaan yang
sangat terhormat bagi para ulama,Imam Ibnu Hajar juga menuntut ilmu ke negeri
Makkah,Madinah,Iraq,Syam, Hijaz dan Yaman,ilmunya matang dalam usia muda hingga
mayoritas ulama di zaman beliau mengizinkan beliau untuk berfatwa dan mengajar,
Beliau menjadi ulama yang disegani di kalangan ulama-ulama dan masyarakat pada
masanya, beliau juga dikenal sebagai hakim yang adil dan disegani oleh
penguasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar