berpikirlah untuk melakukan amal sebaik mungkin, bukan sebanyak mungkin. Banyak amal jika tidak dilakukan dengan baik adalah seperti pakaian yang banyak jumlahnya, tetapi murah harganya. Sedangkan sedikit amal tetapi berkualitas ( dikerjakan dengan baik ) adalah seperti sedikit pakaian berkulaitas tetapi mahal harganya (Al-Hikam Ibnu ‘Ataillah Assakandari)
Tidak jauh dari makam Imam Syafi’I yang
terletak di jantung kota Cairo lama ataupun Qohiroh Qodimah kira-kira dalam 5
km,terdapat satu kawasan perkuburan yang mana terdapat makam-makam banyak Ulama
besar yang berjasa bagi dunia Islam, kuburan mereka berdekatan,begitulah para
ulama mereka saling menghormati dan mengambil berkah.
Suasana yang lengang karena jauh dari tempat
kesibukan,dan tidak ada satupun toko,karena rumah penduduk Cuma sedikit yang
berada disini,kadang-kadang Cuma ada 2-3
mobil penduduk yang lalu lalang,letaknya tepat di kaki Bukit Muqottom,ada
sebuah Masjid yang sederhana,berukuran sedang dengan menara khas negri Alfu
Manara ataupun seribu menara,didalamnya terdapat Makan Ulama Tasawwuf yang
fenomenal,namanya harum dan tidak akan pudar hingga kini karena karya-karya
mereka yang memenuhi isi bumi,dialah Arif billah Ibnu ‘Atoillah Assakandari.
Nama panjang beliau adalah adalah Tajuddin, Abu al-Fadl, Ahmad bin
Muhammad bin Abd al-Karim bin Atho’ al-Sakandari al-Judzami al-Maliki
al-Syadzili,Beliau dilahirkan di Alexandria ataupun Iskandariyah yang di
sematkan pada namanya,pada tahun 648 H/1250 M.namun semasa hidupnya ia banyak
menghabiskan waktu mengajar termasuk Universitas Al-Azhar As-Syarif dan menulis
buku di kota Cairo sampai akhir hayatnya.
Ibn ‘Athaillah berpegang mazhab Maliki
dalam Fiqih dan tarekat Syadzili dalam tasawwuf dan ia merupakan salah satu
tokoh kunci,beliau adalah ulama yang produktif. Tak kurang dari 22 karya yang
pernah dihasilkannya. Meliputi bidang tasawuf, tafsir, aqidah, hadits, nahwu,
dan ushul fiqh.Beberapa kitab lainnya yang ditulis adalah Al-Tanwir fi Isqath Al-Tadbir, Unwan At-Taufiq
fi’dab Al-Thariq, Miftah Al-Falah dan Al-Qaul
Al-Mujarrad fil Al-Ism Al-Mufrad. Dari beberapa karyanya yang
paling fenomenal adalah kitab al-Hikam,kitab yang menjadi pegangan setiap
Alim,pengajar tasawwuf diseluruh pelosok dunia dari zamannya sampai di waktu
modern ini,hingga sudah ratusan kali cetakan dan diterjemahkan banyak bahasa
asing termasuk dalam bahasa Melayu dan Indonesia.
sebagai sosok yang dikagumi dan
bersih. Ia menjadi panutan bagi banyak orang yang meniti jalan menuju
Allah, Menjadi teladan bagi orang-orang
yang ikhlas, dan imam bagi para juru nasihat,Ia juga dikenal sebagai master
atau syaikh ketiga dalam lingkungan tarikat Syadzili setelah yang pendirinya
Abu al Hasan Asy Syadzili dan penerusnya, Abu Al Abbas Al Mursi. Dan Ibn
‘Athillah yang pertama menghimpun ajaran-ajaran, pesan-pesan, doa dan biografi
keduanya, sehingga khazanah tarikat syadziliah tetap terpelihara
Syech Ibnu ‘Atoillah Assakandari dari
kecil hidup dalam lingkungan ilmu dan kakeknya Adalah Faqih seorang alim fiqih
di kota Iskandariyah,keluarganya sangat keras menentang praktek-praktek ajaran
tasawwuf karena waktu itu banyak penyimpangan,di ceritakan oleh guru saya
Tengku Muhammad Fouzysalah satu ulama di Singapore : Suatu hari Syech Ibnu ‘Atoillah muda dalam
perjalanan menuju ke majlis ilmu Syech Abu Abbas Al-Mursi yang mana ia adalah
Imam tarekat Sadziliyah di Iskandariyah yang sangat dikagumi,didalam duduknya
ia dimajelis Ilmu sang imam dengan berniat mencatat kesalahan-kesalahan yang
kontroversi untuk diambil kelemahan-kelemahan untuk di debat,dalam duduknya ia
terbuai dengan mutiara-mutiara ilmu yang tak pernah didengar
sebelumnya,sehingga ia berkata : “wallahhi tidak ada sedikitpun aku mendapati
perkataan Syech Abu Abbas Al-Mursi yang menyalahi ajaran Islam”
Setelah duduk dimajelis ilmu Abu
Abbas,Ibnu Atoillah Assakandari seakan-akan terbius selalu haus dengan ilmu
tasawwuf sehingga akhirnya ia tenggelam dengan keasyikan ilmu hingga akhirnya
ia menjadi tokoh kunci tasawwuf tarekat Assadziliyah yang namanya harum dan
tetap dikenang sepanjang zaman.
Ibnu Hajar berkata: “Ibnu
Atho’illah berceramah di Azhar dengan tema yang menenangkan hati dan memadukan
perkatan-perkatan orang kebanyakan dengan riwayat-riwayat dari salafus soleh,
juga berbagai macam ilmu. Maka tidak heran kalau pengikutnya berjubel dan
beliau menjadi simbol kebaikan”.
Al-Munawi dalam kitabnya
“Al-Kawakib al-durriyyah mengatakan: “Syaikh Kamal Ibnu Humam ketika ziarah ke
makam wali besar ini membaca Surat Hud sampai pada ayat yang artinya: “Diantara
mereka ada yang celaka dan bahagia…”. Tiba-tiba terdengar suara dari dalam
liang kubur Ibn Athoillah dengan keras: “Wahai Kamal… tidak ada diantara kita
yang celaka”. Demi menyaksikan karomah agung seperti ini Ibnu Humam berwasiat
supaya dimakamkan dekat dengan Ibnu Atho’illah ketika meninggal kelak.
Nasihat-nasihat Ibnu ‘atoillah Assakandari
“Jika engkau telah berusia empat puluh tahun, maka segeralah
untuk memperbanyak amal shaleh siang maupun malam. Sebab, waktu pertemuanmu
dengan Allah ‘Azza wa Jalla semakin dekat. Ibadah yang kau kerjakan saat ini
tidak mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak menyia-nyiakan masa
mudanya. Bukankah selama ini kau sia-siakan masa muda dan kekuatanmu. Andaikata
saat ini kau ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi’’.
“Orang
yang menggunakan masa sehatnya untuk bermaksiat kepada Allah swt adalah seperti
seorang anak yang mendapat warisan dari ayahnya sebesar seribu dinar, kemudian
ia gunakan semua uang itu untuk membeli ular dan kalajengking yang sangat
berbisa yang kemudian mengelilingi dan menggigitnya. Bukankah ular dan
kalajengking tersebut akan membunuhnya?
Syech
Ibnu Atto’illah Sakandari dipanggil kehadirat Allah pada tahun 702 H di Cairo,semoga
Allah menerangi Maqam beliau,mengangkat drajatnya setinggi-tingginya Amin.
“Jika engkau telah berusia empat puluh tahun, maka segeralah untuk memperbanyak amal shaleh siang maupun malam. Sebab, waktu pertemuanmu dengan Allah ‘Azza wa Jalla semakin dekat. Ibadah yang kau kerjakan saat ini tidak mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak menyia-nyiakan masa mudanya. Bukankah selama ini kau sia-siakan masa muda dan kekuatanmu. Andaikata saat ini kau ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi’’.
“Orang yang menggunakan masa sehatnya untuk bermaksiat kepada Allah swt adalah seperti seorang anak yang mendapat warisan dari ayahnya sebesar seribu dinar, kemudian ia gunakan semua uang itu untuk membeli ular dan kalajengking yang sangat berbisa yang kemudian mengelilingi dan menggigitnya. Bukankah ular dan kalajengking tersebut akan membunuhnya?
Syech Ibnu Atto’illah Sakandari dipanggil kehadirat Allah pada tahun 702 H di Cairo,semoga Allah menerangi Maqam beliau,mengangkat drajatnya setinggi-tingginya Amin.
Nasihat-nasihat Ibnu ‘atoillah Assakandari
“Jika engkau telah berusia empat puluh tahun, maka segeralah untuk memperbanyak amal shaleh siang maupun malam. Sebab, waktu pertemuanmu dengan Allah ‘Azza wa Jalla semakin dekat. Ibadah yang kau kerjakan saat ini tidak mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak menyia-nyiakan masa mudanya. Bukankah selama ini kau sia-siakan masa muda dan kekuatanmu. Andaikata saat ini kau ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi’’.
“Orang yang menggunakan masa sehatnya untuk bermaksiat kepada Allah swt adalah seperti seorang anak yang mendapat warisan dari ayahnya sebesar seribu dinar, kemudian ia gunakan semua uang itu untuk membeli ular dan kalajengking yang sangat berbisa yang kemudian mengelilingi dan menggigitnya. Bukankah ular dan kalajengking tersebut akan membunuhnya?
Syech Ibnu Atto’illah Sakandari dipanggil kehadirat Allah pada tahun 702 H di Cairo,semoga Allah menerangi Maqam beliau,mengangkat drajatnya setinggi-tingginya Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar